RI Segera Miliki Pusat Industri Sel Baterai Terintegrasi Pertama di Dunia
' />
JAKARTA, investor.id – Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Bahlil Lahadalia mengungkapkan, Indonesia segera memiliki pusat industri sel baterai kendaraan listrik terintegrasi pertama di dunia dengan nilai investasi US$ 9,8 miliar atau Rp 142 triliun. Pusat industri sel baterai terintegrasi itu dibangun lewat kerja sama konsorsium BUMN dengan LG Group.
Menurut Bahlil, tahap awal groundbreaking pabrik _akan dilaksanakan pada semester I-2021. Proyek kerja sama investasi ini merupakan hasil tindak lanjut pertemuan Presiden Jokowi dan PresidenKorea Selatan, Moon Jae In di Busan pada November 2019. “Kerja sama tersebut telah melalui serangkaian proses negosiasi yang panjang.
Juga melibatkan Kementerian BUMN dan kementerian/lembaga (K/L) lainnya_ dengan berpedoman pada prinsip saling percaya dan bertujuan saling menguntungkan,” tutur Bahlil dalam konferensi pers virtual dengan para pemimpin redaksi (pemred) media massa di Jakarta, Rabu (30/12).
Dari hasil negosiasi itulah, Bahlil Lahadalia menandatangani nota kesepahaman (memorandum of understanding/MoU) dengan LG Energy Solution di Seoul pada 18 Desember 2020. Penandatanganan MoU disaksikan Menteri Perdagangan, Perindustrian, dan Energi Korea Selatan, Sung Yun-mo. “MoU itu berisi kerja sama proyek investasi raksasa dan strategis di bidang industri sel baterai kendaraan listrik yang terintegrasi dengan pertambangan, peleburan (smelter), pemurnian (refining), serta industri prekursor dan katoda,” ujar dia.
Bahlil menegaskan, nilai investasi kerja sama proyek dengan LG yang mencapai US$ 9,8 miliar atau sekitar Rp 142 triliun_merupakan nilai investasi terbesar pascareformasi 1998. “Dalam catatan BKPM, belum pernah ada investasi sebesar itu pascareformasi. Ini sebuah langkah yang luar biasa. Di era pandemi, hanya sedikit Negara yang punya peluang seperti ini.
Menurut saya, ini momentum bagi Indonesia untuk membangun optimisme dan kebangkitan di era pandemi,” papar dia. Penjualan mobil listrik dunia Proyek tersebut, kata Kepala BKPM, akan dibangun dari hulu hingga hilir oleh konsorsium BUMN, Indonesia Holding Battery, bersama LG Group yang juga menggaet sejumlah pabrikan otomotif asal Negeri Ginseng, seperti Hyundai.
Dia menambahkan, konsorsium Indonesia Holding Battery terdiri atas MIND ID sebagai holding BUMN tambang, PT Aneka Tambang Tbk (Antam), PT PLN (Persero), dan PT Pertamina (Persero). Sedangkan perusahaan asingnya adalah LG Chem dan pabrikan asal Tiongkok, Contemporary Amperex Technology Co Limited (CATL). “Ada dua lokasi pabriknya. Di hulu itu di Maluku Utara yang akan dikerjakan Antam karena dia yang punya uzin usaha pertambangan (IUP)-nya. Sedangkan di hilirnya ada di Batang (Jawa Tengah). Di sanalah nanti terjadi perpaduan bisnis dengan investor asing,” ujar Bahlil. (az)
Artikel ini telah tayang di Investor.id dengan judul "RI Segera Miliki Pusat Industri Sel Baterai Terintegrasi Pertama di Dunia"
PT PLN (Persero) siap memasok listrik untuk mendukung operasional pabrik pengolahan dan pemurnian atau (smelter) feronikel milik PT Aneka Tambang Tbk (Antam) di Halmahera Timur, Maluku Utara. Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengatakan, PLN siap memasok kebutuhan listrik Antam sebesar 75 Megawatt (MW) selama 30 tahun ke depan.
PT PLN (Persero) berkomitmen akan menyuplai listrik sebesar 75 megawatt (MW) ke pabrik pengolahan dan pemurnian feronikel atau smelter milik PT Aneka Tambang (Antam) di Halmahera Timur, Maluku Utara.
PT PLN (Persero) akan menjadi pemasok listrik untuk mendukung operasional pabrik pengolahan dan pemurnian atau (smelter) feronikel milik PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) yang berada di Halmahera Timur, Maluku Utara.