Jakarta, CNBC Indonesia - Ekspor bijih nikel akan dihentikan efektif per 1 Januari 2020. Hal ini akan berdampak pada penurunan pasokan bijih nikel global terutama ke China mengingat Indonesia merupakan eksportir komoditas bijih nikel terbesar di dunia.
Riset dari Wood Mackenzie menyebutkan bahwa penghentian ekspor nikel dari Indonesia akan menurunkan produksi Nickel Pig Iron (NPI/feronikel berkadar rendah) China dari estimasi awal sebesar 516 kt. Seperti diketahui, bijih nikel merupakan bahan penting untuk hasilkan NPI.
Namun, seberapa besar penurunan produksi NPI China untuk tahun 2019 dan 2020 akan sangat tergantung dengan jumlah ekspor di sisa tahun 2019 dan awal tahun 2020.
Menurut estimasi Wood Mackenzie pada 2020, produksi NPI China akan menurun sebesar 16 kt. Menurun lagi sebesar 190 kt di 2021, 112 kt di 2022 dan 85 kt/tahun dari 2024.
Ekspor Bijih Nikel Indonesia Dihentikan. Begini DampaknyaSumber: Wood Mackenzie
Ketika ekspor bijih nikel dari Indonesia dihentikan. China sebagai importir terbesar bijih nikel untuk diolah menjadi NPI masih akan mendapat pasokan dari berbagai negara terutama seperti Filipina dan New Caledonia serta memanfaatkan stok di 2020.
Namun pasokan dari negara-negara tersebut masih belum mampu menjaga stabilitas produksi NPI China. Sehingga implikasinya, produksi NPI China akan tetap turun di 2020 dan tahun-tahun selanjutnya.
Ekspor Bijih Nikel Indonesia Dihentikan. Begini DampaknyaSumber: Wood Mackenzie
Dengan asumsi harga nikel berada di kisaran harga saat ini, berkurangnya produksi NPI China masih dapat diimbangi dengan produksi 50 kt yang mungkin dapat diproduksi di tahun 2020. Namun, pada 2021 produksi NPI dari Indonesia diprediksi masih belum mampu mengimbangi berkurangnya pasokan NPI dari China sebesar 190 kt.
Apabila dana ekspansi yang mencukupi, diharapkan di 2022 output NPI dari Indonesia dapat mengimbangi berkurangnya pasokan NPI China. (taa/gus)
PT PLN (Persero) siap memasok listrik untuk mendukung operasional pabrik pengolahan dan pemurnian atau (smelter) feronikel milik PT Aneka Tambang Tbk (Antam) di Halmahera Timur, Maluku Utara. Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengatakan, PLN siap memasok kebutuhan listrik Antam sebesar 75 Megawatt (MW) selama 30 tahun ke depan.
PT PLN (Persero) berkomitmen akan menyuplai listrik sebesar 75 megawatt (MW) ke pabrik pengolahan dan pemurnian feronikel atau smelter milik PT Aneka Tambang (Antam) di Halmahera Timur, Maluku Utara.
PT PLN (Persero) akan menjadi pemasok listrik untuk mendukung operasional pabrik pengolahan dan pemurnian atau (smelter) feronikel milik PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) yang berada di Halmahera Timur, Maluku Utara.