RI Tawarkan Proyek Kawasan Industri Smelter di Kaltara US$5,5 Miliar
JAKARTA—Pemerintah menawarkan sejumlah proyek kepada investor China sebagai kelanjutan dari Konferensi Tingkat Tinggi One Belt One Road.
Peluang investasi yag ditawarkan kepada China merupakan proyek-proyek strategis nasional yang berada di tiga klaster, yaitu Sumatra Utara, Kalimantan Utara, dan Sulawesi Utara.Di Kalimantan Utara, pemerintah akan menawarkan proyek pengembangan industri smelter senilai US%5,5 miliar atau setara Rp73 triliun.
Dirjen Ketahanan dan Pengembangan Akses Industri Kementerian Perindustrian Harjanto menyatakan nilai investasi itu terbuka untuk industri smelter alumunium dengan kapasitas 2 juta ton per tahun, pembangkit listrik hydropower dengan kapasitas 7.000 megawatt di lima bendungan, kawasan industri logam, dan hub internasional pelabuhan logistik. Pemerintah menyiapkan lahan seluas 10.000 hektare untuk keseluruhan investasi pengembangan kawasan Kalimantan Utara.
“Kesempatan investasi di Kaltara nilainya US$5,5 miliar. Tapi itu belum termasuk untuk peluang investasi di seaport-nya karena belum kami hitung angka penawarannnya berapa,” ujar Harjanto kepada Bisnis, Rabu (14/6).
Harjanto menyatakan pemerintah siap memberikan insentif kepada investor berupa perjanjian jual beli listrik hydropower plant yang kompetitif di Kaltara. “Pak Menko Maritim bilang investor harus ditawarkan listrik hydropower murah hanya 3—4 sen per kwh biar mereka tertarik masuk. Kalau dengan batubara mereka bisa kena tarif listriknya itu kan 7 sen per kwh,” ujar dia.
Sebelumnya, Menteri Koordinator bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan pihaknya tengah menyiapkan keberangkatan menuju China sebagai tindak lanjut dari Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) OBOR dan rencana investasi China di Indonesia. Luhut dan sejumlah menteri lain, termasuk Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto akan bertolak ke China pada malam nanti.
Selain potensi investasi, pemerintah melakukan sejumlah kesepakatan, salah satunya adalah penandatanganan komitmen pinjaman dari China Development Bank senilai US$4,5 miliar untuk pembangunan kereta cepat Jakarta – Bandung.
Berdasarkan catatan Bisnis, pemerintah menargetkan meraup total investasi senilai US$40 miliar melalui penawaran sejumlah mega proyek di luar pulau Jawa. Dipilihnya Bitung, Sulawesi Utara sebagai salah satu wilayah investasi lantaran Bitung dianggap pemerintah cukup strategis, terutama di bidang kemaritiman dan kepariwisataan yang memerlukan investasi cukup besar. Adapun, Kalimantan Utara, provinsi yang terbilang paling muda ini, pemerintah menawarkan perluasan kerja sama pembangkit listrik tenaga air atau hydropower yang ditargetkan mencapai kapasitas 7.700 megawatt. Sumatera Utara dipilih menjadi tujuan investasi, karena adanya proyek pembangunan Kuala Tanjung. Pemerintah pun menawarkan kepada para investor untuk membangun konektivitas melalui proyek jalan raya, tol, dan kereta api.
PT PLN (Persero) siap memasok listrik untuk mendukung operasional pabrik pengolahan dan pemurnian atau (smelter) feronikel milik PT Aneka Tambang Tbk (Antam) di Halmahera Timur, Maluku Utara. Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengatakan, PLN siap memasok kebutuhan listrik Antam sebesar 75 Megawatt (MW) selama 30 tahun ke depan.
PT PLN (Persero) berkomitmen akan menyuplai listrik sebesar 75 megawatt (MW) ke pabrik pengolahan dan pemurnian feronikel atau smelter milik PT Aneka Tambang (Antam) di Halmahera Timur, Maluku Utara.
PT PLN (Persero) akan menjadi pemasok listrik untuk mendukung operasional pabrik pengolahan dan pemurnian atau (smelter) feronikel milik PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) yang berada di Halmahera Timur, Maluku Utara.