Reformasi ESDM: Tambah Listrik Hingga Pangkas Birokrasi
Ada beberapa kemajuan yang dicapai Kementerian ESDM hingga semester I-2016 ini, baik di bidang energi baru terbarukan (EBT), minyak dan gas bumi (migas), mineral dan batu bara (minerba), ketenagalistrikan, hingga pemangkasan perizinan.
Di bidang EBT, kapasitas terpasang pembangkit listrik panas bumi (PLTP) bertambah 215 megawatt (MW) menjadi 1.438 MW. Tambahan ini berasal dari 4 Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) yang sudah Commercial Operation Date (COD). Targetnya kapasitas PLTP di akhir 2016 dapat mencapai 1.657,5 MW.
Demikian dikutip dari 'Memori Akhir Jabatan Menteri ESDM Sudirman Said', Selasa (9/8/2016).
Pembangunan pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) dan pembangkit listrik tenaga air (PLTA) dalam tahap konstruksi dan pengadaan sudah 21,7 MW. Targetnya selesai terbangun tahun ini.
Lalu pemanfaatan Bahan Bakar Nabati (BBN) sudah 1,4 juta kiloliter (KL). Total penerimaan negara dari subsektor EBTKE mencapai Rp 236 miliar sampai Juni 2016. Sampai akhir tahun diharapkan dapat mencapai Rp 630 miliar.
Di sektor migas, lifting minyak bumi mencapai 817 ribu barel per hari (bph) atau 98% dari target sebesar 820 ribu bph. Lifting gas 1,178 juta barel oil equivalent per day (boepd) atau 102% dari target. Penerimaan negara dari sektor migas mencapai Rp 18,46 triliun, 27% dari target sebesar Rp 68,69 triliun.
Di sektor ketenagalistrikan, program 35.000 MW plus 7.400 MW (sisa dari Fast Tracking Project/FTP) terus berjalan. Hingga semester I-2016, 10.405 MW sudah tahap pengadaan, 8.080 MW tahap perencanaan, 9.790 sudah pengadaan tapi belum konstruksi, 12.620 MW tahap konstruksi, dan 3.203 MW sudah COD.
Kapasitas terpasang pembangkit listrik sudah bertambah 982,3 MW, ditargetkan tambahannya mencapai 4.212 MW pada akhir tahun ini. Pembangunan transmisi listrik sudah 3.138 kilometer sirkuit (KMS) atau 39% dari target. Rasio elektrifikasi 88,99%, targetnya naik hingga 90,15% pada akhir 2016.
Di sektor mineral dan batu bara (minerba), penataan Izin Usaha Pertambangan (IUP) terus berlangsung. Dari sekitar 4.000 IUP yang bermasalah, sudah 1.079 IUP yang ditindaklanjuti.
Hilirisasi mineral juga digenjot, 24 smelter baru telah beroperasi. Ada tambahan 1 smelter pada April 2015 dari PT Well Harvest Mining. Amandemen Kontrak Karya dan PKP2B juga terus dilakukan. Lalu 1 PKP2B Generasi I, 9 PKP2B Generasi II, 12 PKP2B Generasi III, dan 9 KK telah diamandemen. Penerimaan negara dari sektor minerba sudah Rp 12,3 triliun.
Penyederhanaan izin juga dilakukan Kementerian ESDM. Sebanyak 60% perizinan telah dipangkas dari 218 perizinan menjadi 89 perizinan. Dari 89 perizinan itu, 63 perizinan telah dilimpahkan ke Perizinan Terpadu Satu Pintu (PTSP) di Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM). Ke depan, izin akan terus dipangkas-pangkas lagi hingga tinggal 10 perizinan saja.
PT PLN (Persero) siap memasok listrik untuk mendukung operasional pabrik pengolahan dan pemurnian atau (smelter) feronikel milik PT Aneka Tambang Tbk (Antam) di Halmahera Timur, Maluku Utara. Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengatakan, PLN siap memasok kebutuhan listrik Antam sebesar 75 Megawatt (MW) selama 30 tahun ke depan.
PT PLN (Persero) berkomitmen akan menyuplai listrik sebesar 75 megawatt (MW) ke pabrik pengolahan dan pemurnian feronikel atau smelter milik PT Aneka Tambang (Antam) di Halmahera Timur, Maluku Utara.
PT PLN (Persero) akan menjadi pemasok listrik untuk mendukung operasional pabrik pengolahan dan pemurnian atau (smelter) feronikel milik PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) yang berada di Halmahera Timur, Maluku Utara.