Jakarta, CNBC Indonesia - Harga saham emiten tambang melesat pada perdagangan pagi ini, Kamis (12/12/2019). Investor tampaknya mengapresiasi kebijakan pemerintah terkait royalti untuk komoditas biji nikel.
Harga saham PT Central Omega Resources Tbk (DKFT) naik 4,14% ke level Rp 151/saham. Lalu saham PT Vale Indonesia Tbk (INCO) naik 2,76% ke level Rp 3.350/saham, dan saham PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) naik 2,42% ke level Rp 845/saham.
Kenaikan saham-saham tambang tersebut membuat indeks saham sektor tambang menguat 0,76% dan penguatan tertinggi dari sektor-sektor lainnya.
Pemerintah baru saja menerbitkan PP Nomor 81 Tahun 2019 tentang tarif atas jenis penerimaan negara bukan pajak. PP ini mengatur soal tarif royalti nikel yang naik menjadi 10%.
PP Nomor 81 Tahun 2019 ini diteken pada 25 November lalu, dan dinyatakan berlaku per 25 Desember 2019. Dengan berlakunya PP ini, ada perubahan tarif royalti nikel naik dari yang sebelumnya 5% jadi 10%, diteken langsung oleh Presiden Joko Widodo.
Ketentuan tarif royalti ini berlaku untuk komoditas bijih nikel. Sementara untuk nikel yang telah mengalami hilirisasi, tarif royaltinya semakin kecil.
Rincinya adalah sebagai berikut, royalti dikenakan per ton dan dari harga jual:
PT PLN (Persero) siap memasok listrik untuk mendukung operasional pabrik pengolahan dan pemurnian atau (smelter) feronikel milik PT Aneka Tambang Tbk (Antam) di Halmahera Timur, Maluku Utara. Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengatakan, PLN siap memasok kebutuhan listrik Antam sebesar 75 Megawatt (MW) selama 30 tahun ke depan.
PT PLN (Persero) berkomitmen akan menyuplai listrik sebesar 75 megawatt (MW) ke pabrik pengolahan dan pemurnian feronikel atau smelter milik PT Aneka Tambang (Antam) di Halmahera Timur, Maluku Utara.
PT PLN (Persero) akan menjadi pemasok listrik untuk mendukung operasional pabrik pengolahan dan pemurnian atau (smelter) feronikel milik PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) yang berada di Halmahera Timur, Maluku Utara.