Rilis Laporan Kuartal II/2019, Berapa Produksi Emas dan Tembaga Freeport di Indonesia?
Bisnis.com, JAKARTA--Sepanjang semester I/2019, produksi tambang PT Freeport Indonesia anjlok dibandingkan dengan realisasi produksi pada periode yang sama tahun lalu lantaran adanya proses transisi penambangan dari tambang terbuka ke tambang bawah tanah.
Dalam laporan operasi dan kinerja kuartal II/2019 Freeport-McMoRan inc., produksi tembaga tambang Grasberg yang dioperasikan Freeport Indonesia pada semester I/2019 sebanyak 270 juta pon atau anjlok 58,97 persen dari produksi pada semester I/2018 sebanyak 658 juta pon.
Penurunan produksi juga terjadi apabila dilihat secara kuartalan, yakni sebesar 63,98 persen dari 347 juta pon pada kuartal II/2018 menjadi sebesar 125 juta pound pada kuartal II/2019.
Penurunan produksi tembaga tersebut berdampak pada penjualan yang turun 48,81 persen menjadi 325 juta pon pada semester I/2019 dibanding periode sama tahun lalu sebanyak 635 juta pon. Baca juga: Konstruksi Smelter Tembaga Freeport Dimulai 2020
Apabila dibandingkan secara kuartalan, penjualan tembaga juga menurun sebesar 52,21 persen pada kuartal II/2019 menjadi 151 juta pon dibanding periode sama tahun lalu sebanyak 316 juta pon.
Tidak hanya pada tembaga, produksi emas juga mengalami kondisi serupa. Produksi emas pada semester I/2019 tercatat sebanyak 316.000 ounce atau turun 76,32 persen dibanding periode sama tahun lalu sebanyak 1,33 juta ounce.
Perhitungan secara kuartalan juga terjadi penurunan sebesar 79,18 persen pada kuartal II/2019 dibanding periode sama tahun lalu sebanyak 740.000 ounce menjadi 154.000 ounce.
Berbanding lurus dengan turunnya produksi, penjualan emas juga menurun sebesar 67 persen pada semester I/2019 dibanding periode sama tahun lalu dari 1,27 juta ounce menjadi 420.000 ounce.
Begitu juga dengan perhitungan secara kuartalan di mana penjualan emas tercatat sebesar 185.000 ounce pada kuartal II/2019 atau anjlok 72,4 persen dibanding periode sama tahun lalu sebanyak 671.000 ounce.
"Penurunan produksi ini menggambarkan rendahnya tingkat penambangan dan kadar bijih yang ditambang seiring dengan proses transisi dari tambang terbuka ke tambang bawah tanah," kata Presiden dan Chief Executive Officer Freeport-McMoRan Richard C. Adkerson dalam Conference Call kuartal II yang dilangsungkan Rabu (24/7/2019) malam.
Adapun produksi Freeport Indonesia diperkirakan mulai meningkat secara signifikan pada 2021 seiring dengan semakin majunya pengembangan tambang bawah tanah.
PT PLN (Persero) siap memasok listrik untuk mendukung operasional pabrik pengolahan dan pemurnian atau (smelter) feronikel milik PT Aneka Tambang Tbk (Antam) di Halmahera Timur, Maluku Utara. Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengatakan, PLN siap memasok kebutuhan listrik Antam sebesar 75 Megawatt (MW) selama 30 tahun ke depan.
PT PLN (Persero) berkomitmen akan menyuplai listrik sebesar 75 megawatt (MW) ke pabrik pengolahan dan pemurnian feronikel atau smelter milik PT Aneka Tambang (Antam) di Halmahera Timur, Maluku Utara.
PT PLN (Persero) akan menjadi pemasok listrik untuk mendukung operasional pabrik pengolahan dan pemurnian atau (smelter) feronikel milik PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) yang berada di Halmahera Timur, Maluku Utara.