Sampai Oktober, Realisasi Ekspor Konsentrat Capai 2,94 Juta WMT
Jakarta: Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mencatat realisasi ekspor konsentrat atau mineral olahan dari tujuh perusahaan tambang sampai Oktober 2017 mencapai 2,94 juta Wet Metrik Ton (WMT).
Berdasarkan presentasi Direktur Jenderal Mineral dan Batu bara Kementerian ESDM Bambang Gatot di depan anggota Komisi VII DPR-RI, Rabu, 28 November 2017, realisasi ekspor tersebut berasal dari rekomendasi ekspor yang dikeluarkan pemerintah sebanyak 8,51 juta WMT.
Ekspor terbesar tercatat dilakukan oleh PT Sebuku Iron Lateritic yang menjual komoditas besi ke luar negeri sebesar 1,75 juta WMT dari rekomendasi 6,3 juta WMT.
Namun mengacu tanggal rekomendasi yakni ketika pemerintah memberikan izin ekspor yakni pada 1 Maret 2017 dan rekomendasi ekspor yang berlaku satu tahun, artinya ekspor konsentrat Sebuku Iron Lateritic masih jauh dari target.
Senada dengan PT Freeport Indonesia dan PT Amman Mineral Nusa Tenggara (Amman). Dua perusahaan ini sama-sama mendapat izin ekspor konsentrat jenis tembaga pada 17 Februari 2017 namun keduanya mencatat realisasi ekspor belum memenuhi target.
Tercatat, realisasi ekspor konsentrat Freeport sebanyak 684 ribu WMT dari total rekomendasi 1,11 juta WMT dan Amman sebanyak 450 ribu WMT dari total rekomendasi 675 ribu WMT.
Bambang mengatakan tidak akan memberikan sanksi kepada perusahaan yang tidak mencapai target ekspor. Namun yang diberi sanksi adalah perusahaan-perusahaan yang bandel tidak membuat fasilitas pengolahan dan pemurnian mineral (smelter).
"Ekspor kalau tidak realisasi tidak ada sanksi yang ada kalau pembangunan tidak sesuai rencana," kata Bambang.
Dari pemaparan itu juga terlihat bahwa ketiga perusahaan tersebut belum semuanya membangun smelter. Kemajuan Sebuku Iron Lateritic dalam pembangunan konstruksi smelter sebesar 56,29 persen. Lalu Freeport sebesar nol persen dan Amman 5,67 persen.
PT PLN (Persero) siap memasok listrik untuk mendukung operasional pabrik pengolahan dan pemurnian atau (smelter) feronikel milik PT Aneka Tambang Tbk (Antam) di Halmahera Timur, Maluku Utara. Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengatakan, PLN siap memasok kebutuhan listrik Antam sebesar 75 Megawatt (MW) selama 30 tahun ke depan.
PT PLN (Persero) berkomitmen akan menyuplai listrik sebesar 75 megawatt (MW) ke pabrik pengolahan dan pemurnian feronikel atau smelter milik PT Aneka Tambang (Antam) di Halmahera Timur, Maluku Utara.
PT PLN (Persero) akan menjadi pemasok listrik untuk mendukung operasional pabrik pengolahan dan pemurnian atau (smelter) feronikel milik PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) yang berada di Halmahera Timur, Maluku Utara.