Satu Dekade ini, Bisnis Batu Bara Anjlok, karena Covid-19
' />
MENTERI Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif mengungkapkan, akibat pandemi covid-19 mempengaruhi bisnis pertambangan batu bara. Meski tak detail merinci berapa jumlah kemrosotan tersebut, Arifin menyebut fluktuasi harga batubara saat ini anjlok ke titik terendah dalam 1 dekade terakhir.
"Era booming harga komoditas termasuk batubara diperkirakan sudah berakhir dan perlu adanya reposisi peran industri pertambangan batubara di masa yang akan datang," ujar Arfin dalam pembukaan Konferensi Batubara Indonesia 'Save Indonesian Coal yang ke-5 Tahun 2020', Jakarta, Jumat (11/9). Arifin menjelaskan, sekitar 80% PNBP sub sektor minerba berasal dari industri pertambangan batubara. Demikian juga halnya Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) beberapa daerah penghasil batubara masih sangat dominan mengandalkan industri pertambangan batubara.
Tercatat sekitar 150.000 tenaga kerja di sub sektor pertambangan batubara dan Indonesia merupakan negara pengekspor batubara termal terbesar di dunia 70% lebih produk batubara diekspor ke Tiongkok dan India. Namun, dengan adanya pandemi muncul kekhawatiran terburuk soal industri tersebut. "Industri pertambangan batubara saat ini tidaklah mudah khususnya untuk menjawab berbagai kekhawatiran yang dapat menyebabkan terhentinya industri pertambangan nasional," kata Arifin.
PT PLN (Persero) siap memasok listrik untuk mendukung operasional pabrik pengolahan dan pemurnian atau (smelter) feronikel milik PT Aneka Tambang Tbk (Antam) di Halmahera Timur, Maluku Utara. Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengatakan, PLN siap memasok kebutuhan listrik Antam sebesar 75 Megawatt (MW) selama 30 tahun ke depan.
PT PLN (Persero) berkomitmen akan menyuplai listrik sebesar 75 megawatt (MW) ke pabrik pengolahan dan pemurnian feronikel atau smelter milik PT Aneka Tambang (Antam) di Halmahera Timur, Maluku Utara.
PT PLN (Persero) akan menjadi pemasok listrik untuk mendukung operasional pabrik pengolahan dan pemurnian atau (smelter) feronikel milik PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) yang berada di Halmahera Timur, Maluku Utara.