Secara Kuartalan, Vale Indonesia (INCO) Tekan Kerugian
Secara Kuartalan, Vale Indonesia (INCO) Tekan Kerugian. Rugi yang dibukukan INCO turun dari US$20,2 juta pada kuartal I/2019 menjadi US$6,0 juta pada kuartal II/2019.
News, JAKARTA— Kerugian yang dibukukan PT Vale Indonesia Tbk. pada kuartal II/2019 turun dari periode kuartal I/2019.
Berdasarkan laporan keuangan semester I/2019, yang dipublikasikan Selasa (6/8/2019), Vale Indonesia membukukan pendapatan US$292,25 juta pada semester I/2019. Posisi itu turun 21,99% dari US$374,61 juta pada periode yang sama tahun lalu.
Dari situ, emiten berkode saham INCO itu membukukan rugi tahun berjalan US$22,76 juta per 30 Juni 2019. Pencapaian itu berbanding terbalik dari keuntungan US$29,38 juta pada semester I/2018.
Nico Kanter, CEO dan Presiden Direktur Vale Indonesia menjelaskan bahwa produksi nikel dalam matte lebih tinggi 35% pada kuartal II/2019 dibandingkan dengan kuartal I/2019. Produksi nikel dalam matte tercatat naik dari 13.080 metrik ton pada kuartal I/2019 menjadi 17.631 metrik ton pada kuartal I/2019.
Sementara itu, volume penjualan nikel matte naik 22% pada kuartal II/2019. Realisasi tumbuh dari 13.867 metrik ton pada kuartal I/2019 menjadi 16.965 metrik ton.
Adapun, harga realisasi rata-rata naik sekitar 7% dari US$9.117 per ton pada kuartal I/2019 menjadi US$9.744 per ton.
“Namun, dengan mempertimbangkan volatilitas harga nikel di pasar, kami tetap fokus pada optimalisasi kapasitas produksi kami, meningkatkan efisiensi dan mengurangi biaya sambil tetap terus meningkatkan perbaikan di praktik kerja, dan kedisiplinan dalam menjaga kesehatan, keselamatan dan lingkungan,” tulis Nico dalam siaran persnya.
Dengan realisasi produksi tersebut, perseroan membukukan pendapatan US$165,8 juta pada kuartal II/2019 atau lebih tinggi dari US$126,4 juta pada kuartal I/2019. Rugi yang dibukukan INCO turun dari US$20,2 juta pada kuartal I/2019 menjadi US$6,0 juta pada kuartal II/2019.
PT PLN (Persero) siap memasok listrik untuk mendukung operasional pabrik pengolahan dan pemurnian atau (smelter) feronikel milik PT Aneka Tambang Tbk (Antam) di Halmahera Timur, Maluku Utara. Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengatakan, PLN siap memasok kebutuhan listrik Antam sebesar 75 Megawatt (MW) selama 30 tahun ke depan.
PT PLN (Persero) berkomitmen akan menyuplai listrik sebesar 75 megawatt (MW) ke pabrik pengolahan dan pemurnian feronikel atau smelter milik PT Aneka Tambang (Antam) di Halmahera Timur, Maluku Utara.
PT PLN (Persero) akan menjadi pemasok listrik untuk mendukung operasional pabrik pengolahan dan pemurnian atau (smelter) feronikel milik PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) yang berada di Halmahera Timur, Maluku Utara.