Sejauh Mana Capaian Pembangunan Smelter hingga Tahun Lalu?
Bisnis.com, JAKARTA — Percepatan pembangunan fasilitas pemurnian dan pengolahan atau smelter di subsektor mineral dan batu bara akan menjadi salah satu program prioritas Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral tahun ini.
Menteri ESDM Arifin Tasrif mengatakan bahwa tahun ini direncanakan ada empat tambahan smelter yang akan beroperasi.
"Pemerintah terus mendorong pembangunan smelter untuk meningkatkan nilai tambah mineral dan multiplier effect perekonomian," katanya dalam konferensi pers secara virtual, Kamis (7/1/2021).
Sampai dengan 2020, realisasi jumlah smelter yang beroperasi mencapai 19 unit. Jumlah tersebut terdiri atas 13 smelter nikel, 2 smelter bauksit, 1 smelter besi, 2 smelter tembaga, dan 1 smelter mangan, sedangkan pada 2021 direncanakan terdapat empat tambahan smelter yang akan beroperasi sehingga jumlah smelter menjadi 23 unit.
Berdasarkan data Kementerian ESDM, realisasi investasi smelter sampai dengan semester I/2020 tercatat mencapai US$12,06 miliar.
Sementara itu, pemerintah menargetkan pembangunan smelter dapat mencapai 53 unit sampai dengan 2024 dengan total investasi senilai US$21,60 miliar.
PT PLN (Persero) siap memasok listrik untuk mendukung operasional pabrik pengolahan dan pemurnian atau (smelter) feronikel milik PT Aneka Tambang Tbk (Antam) di Halmahera Timur, Maluku Utara. Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengatakan, PLN siap memasok kebutuhan listrik Antam sebesar 75 Megawatt (MW) selama 30 tahun ke depan.
PT PLN (Persero) berkomitmen akan menyuplai listrik sebesar 75 megawatt (MW) ke pabrik pengolahan dan pemurnian feronikel atau smelter milik PT Aneka Tambang (Antam) di Halmahera Timur, Maluku Utara.
PT PLN (Persero) akan menjadi pemasok listrik untuk mendukung operasional pabrik pengolahan dan pemurnian atau (smelter) feronikel milik PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) yang berada di Halmahera Timur, Maluku Utara.