Sektor Pertambangan dan Konstruksi Hambat Pertumbuhan Industri Multifinance
Jakarta - Kinerja sektor pertambangan dan konstruksi menghambat pertumbuhan piutang pembiayaan industri multifinance yang hanya tumbuh 0,34% sampai Juli 2016. Ikhtisar data keuangan industri pembiayaan yang dirilis Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menunjukkan dari sepuluh sektor ekonomi yang ada, penurunan hanya terjadi pada dua sektor yaitu pertambangan dan konstruksi, sedangkan pembiayaan pada sektor lainnya masih mengalami kenaikan.
Total piutang pembiayaan industri pembiayaan sebelum dikurangi pencadangan per Juli 2016 tercatat Rp387,60 triliun. Dari jumlah tersebut, pembiayaan pada sektor konstruksi mencapai Rp8,52 triliun. Realisasi itu turun sebesar 12,43% jika dibandingkan dengan capaian pada periode yang sama tahun lalu yaitu Rp9,73 triliun, Rabu (21/9).
Menanggapi hal tersebut, Ketua Umum Asosiasi Perusahaan Pembiayaan Indonesia (APPI) Suwandi Wiratno mengatakan, menurunnya pembiayaan pada sektor pertambangan terjadi karena menurunnya kemampuan finansial beberapa perusahaan yang bergerak di sektor tersebut akibat anjloknya harga sejumlah komoditas pertambangan. Hal itu akhirnya memicu penurunan pembiayaan pada segmen kendaraan komersial.
PT PLN (Persero) siap memasok listrik untuk mendukung operasional pabrik pengolahan dan pemurnian atau (smelter) feronikel milik PT Aneka Tambang Tbk (Antam) di Halmahera Timur, Maluku Utara. Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengatakan, PLN siap memasok kebutuhan listrik Antam sebesar 75 Megawatt (MW) selama 30 tahun ke depan.
PT PLN (Persero) berkomitmen akan menyuplai listrik sebesar 75 megawatt (MW) ke pabrik pengolahan dan pemurnian feronikel atau smelter milik PT Aneka Tambang (Antam) di Halmahera Timur, Maluku Utara.
PT PLN (Persero) akan menjadi pemasok listrik untuk mendukung operasional pabrik pengolahan dan pemurnian atau (smelter) feronikel milik PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) yang berada di Halmahera Timur, Maluku Utara.