Sentimen global dan turunnya harga komoditas perdalam koreksi saham Freeport-McMoRan
KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Saham Freeport-McMoRan Copper & Gold Inc. (FXC) baru-baru ini menyentuh level terendah dalam dua tahun terakhir. Memburuknya kinerja saham ini lantaran sentimen global terutama melambatnya perekonomian dunia dan semakin merosotnya inflasi komoditas.
Melansir Yahoo Finance pada Minggu (20/1), proyeksi penjualan emas, tembaga, dan logam senilai US$ 17 miliar. Nilai ini turun 22,7% secara tahunan atau year on year (yoy) menjadi US$ 14,5 miliar di 2019.
Induk perusahaan dari Freeport Indonesia ini akan melaporkan kinerja tahunan pada 24 Januari mendatang. Namun analis dari Zack Investment memproyeksi penurunan pendapatan pada kuartal IV-2018.
Analis menilai terdapat koreksi pendapatan hingga 23,7% dibandingkan kinerja sepanjang 2017. Diperkirakan perusahaan dengan kode saham FCX di pasar modal AS ini hanya mampu mengantongi pendapatan US$ 3,85 miliar.
Tak hanya itu, penghasilan per saham pun diproykesi turun. Analis memperkirakaan ada penurunan hingga 57% menjadi US$ 0,22 per saham.
Konsensus dari analis telah merevisi penghasilan per saham hingga 17,24% lebih rendah selama 30 hari terakhir dari level saat ini. Ini merupakan analis kolektif penelitian dalam menilai kembali estimasi awal mereka selama periode pelaporan kinerja.
Analis menyarankan kepada investor agar mengingat arah analisis estimasi analis tidak selalu tercermin dalam perubahan agregat.
Sementara FCX mungkin saja memberikan kejutan positif dan melawan ekspektasi ini. Namun, tetap harus memperhatikan bahwa pertumbuhan global masih rawan apalagi cerminan dari China dan Eropa saat ini lebih dekat ke resesi ekonomi.
Meskipun ada harapan perekonomian China dapat membaik pasca pemerintah dan regulator setempat memberikan stimulus bagi perekonomian, analis menilai stimulus ini dampu mendorong pertumbuhan ekonomi China. Namun analis juga yakin, hal ini tidak akan membantu prospek dan pendapatan FCX pada paruh pertama 2019.
Asal tahu saja, guna mendorong pertumbuhan ekonomi, Beijing telah menurunkan tingkat cadangan yang perlu disisihkan bank komersial untuk kelima kalinya dalam setahun untuk memacu pinjaman.
Terutama pinjaman bagi perusahaan kecil dan menengah. Beijing juga telah memotong pajak dan biaya, dan meningkatkan investasi infrastruktur untuk menopang perekonomian.
Kementerian Keuangan China juga telah menyatakan tahun ini, Beijing akan meningkatkan pengeluaran fiskal dan menerapkan pemotongan pajak dan biaya yang lebih besar. Pemotongan akan fokus pada pengurangan beban untuk perusahaan kecil dan produsen.
Analis dari Zack Investmen menekankan bahwa laba atau rugi sebuah perusahaan tak menjamin pergerakan sahamnya. Banyak saham yang memiliki kinerja jelek meskipun laba mengalahkan karena faktor lain. Demikian pula, katalis yang tidak terduga membantu sejumlah saham memperoleh keuntungan meskipun ada kehilangan pendapatan.
Analis juga menyatakan Freeport-McMoRan tidak tampak sebagai kandidat yang mampu menghasilkan laba. Namun, investor harus memperhatikan faktor-faktor lain juga untuk membeli saham ini atau menjauhinya sebelum rilis pendapatannya yang akan diumumkan beberapa hari mendatang.
PT PLN (Persero) siap memasok listrik untuk mendukung operasional pabrik pengolahan dan pemurnian atau (smelter) feronikel milik PT Aneka Tambang Tbk (Antam) di Halmahera Timur, Maluku Utara. Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengatakan, PLN siap memasok kebutuhan listrik Antam sebesar 75 Megawatt (MW) selama 30 tahun ke depan.
PT PLN (Persero) berkomitmen akan menyuplai listrik sebesar 75 megawatt (MW) ke pabrik pengolahan dan pemurnian feronikel atau smelter milik PT Aneka Tambang (Antam) di Halmahera Timur, Maluku Utara.
PT PLN (Persero) akan menjadi pemasok listrik untuk mendukung operasional pabrik pengolahan dan pemurnian atau (smelter) feronikel milik PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) yang berada di Halmahera Timur, Maluku Utara.