Siap Bangun Smelter Mandiri, Newmont Pisah Dari Freeport
JAKARTA—PT Newmont Nusa Tenggara atau PTNNT tidak akan bergantung lagi pada PT Freeport Indonesia (PTFI) terkait kewajiban pengolahan dan pemurnian mineral setelah pemegang saham baru menyatakan siap membangun smelter sendiri.
Sejak 2014, PTNNT berkerja sama dengan PT Freeport Indonesia (PTFI) untuk membangun smelter. Hal itu sekaligus menjadi tiket bagi perusahaan yang beroperasi di Nusa Tenggara Barat ini untuk mendapatkan rekomendasi surat persetujuan ekspor (SPE) konsentrat tembaga dari Kementerian ESDM.
Pasalnya, pemerintah memberikan waktu selama tiga tahun bagi perusahaan tambang untuk mengekspor mineral olahan yang belum dimurnikan atau konsentrat dengan syarat perusahaan yang bersangkutan membangun smelter.
Newmont bukan menjadi pembangun utama smelter yang rencananya berkapasitas 2 juta ton konsenrat tembaga per tahun itu. Dengan kata lain, nasib PTNNT akan sangat tergantung pada keseriusan PTFI dalam menggarap proyeknya tersebut.
Namun, jelang batas akhir ekspor konsentrat pada Januari 2017, perkembangan pembangunan smelter Freeport masih sangat rendah.
DIrektur Jenderal Mineral dan Batubara Kementerian ESDM Bambang Gatot Ariyono mengungkapkan progres smelter Freeport baru sekitar 14% atau nyaris sama dengan capaian enam bulan lalu. Kala itu realisasi dana yang dikeluarkan untuk proyek senilai US$2,1 miliar tersebut baru mencapai US$168 juta.
"Cuma nambah uangnya sekian juta dolar," katanya.
Selain itu, masalah lahan pun masih belum jelas. Bambang mengatakan laporan resmi PTFI sejauh ini menyebutkan lahan untuk smelter disewa dari PT Petrokimia Gresik. Namun, ada indikasi perubahan lokasi.
Sementara itu, pada tahun lalu Freeport dan Petrokimia telah meneken MoU sewa lahan seluas 80 hektare (ha).
PT PLN (Persero) siap memasok listrik untuk mendukung operasional pabrik pengolahan dan pemurnian atau (smelter) feronikel milik PT Aneka Tambang Tbk (Antam) di Halmahera Timur, Maluku Utara. Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengatakan, PLN siap memasok kebutuhan listrik Antam sebesar 75 Megawatt (MW) selama 30 tahun ke depan.
PT PLN (Persero) berkomitmen akan menyuplai listrik sebesar 75 megawatt (MW) ke pabrik pengolahan dan pemurnian feronikel atau smelter milik PT Aneka Tambang (Antam) di Halmahera Timur, Maluku Utara.
PT PLN (Persero) akan menjadi pemasok listrik untuk mendukung operasional pabrik pengolahan dan pemurnian atau (smelter) feronikel milik PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) yang berada di Halmahera Timur, Maluku Utara.