Soal Rupiah Lemah, BI Sarankan Pengusaha Sultra Perkuat Ekspor
SULTRAKINI.COM: KENDARI – Bank Indonesia perwakian Sulawesi Tenggara (Sultra) menyarankan masyarakat mengurangi impor dan pelaku usaha lokal meningkatkan ekspor sehingga mengurangi defisit.
“Pelaku usaha ekspor di Sultra barang lokal ini bisa mendorong juga karena secara pasar nasional kita lebih murah,” ujar Kepala BI Perwakilan Sultra, Minot Purwahono, Kamis (6/9/2018).
Barang modal juga masih banyak diimpor dari luar terkait infrastuktur dan pusat-pusat pertambangan untuk buat smelter.
Indonesia untuk melakukan ekspor dan impor di luar negara masih menggunakan kapal asing.
Penyebab utamanya nilai tukar rupiah melemah diakibatkan ekonomi AS tumbuh diatas perkiraan,sehingga ekonomi bergerak tinggi.
Lemahnya nilai tukar rupiah sampai menyentuh Rp14.979 per dollar AS pada penutupan perdagangan (5/9), membuat BI juga mendorong ekspor dari sektor perikanan maupun cacao.
“Ekspor dari perikanan dan cacao juga harus diupayakan. Semua daerah kabupaten tetap punya kewajiban memberikan sumbangan ekspor,” ucap Minot.
PT PLN (Persero) siap memasok listrik untuk mendukung operasional pabrik pengolahan dan pemurnian atau (smelter) feronikel milik PT Aneka Tambang Tbk (Antam) di Halmahera Timur, Maluku Utara. Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengatakan, PLN siap memasok kebutuhan listrik Antam sebesar 75 Megawatt (MW) selama 30 tahun ke depan.
PT PLN (Persero) berkomitmen akan menyuplai listrik sebesar 75 megawatt (MW) ke pabrik pengolahan dan pemurnian feronikel atau smelter milik PT Aneka Tambang (Antam) di Halmahera Timur, Maluku Utara.
PT PLN (Persero) akan menjadi pemasok listrik untuk mendukung operasional pabrik pengolahan dan pemurnian atau (smelter) feronikel milik PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) yang berada di Halmahera Timur, Maluku Utara.