SAAT ini, dari 31 smelter yang ada sudah 12 smelter yang telah dilakukan audit administrasi dan verifikasi. “Audit masih terus berlangsung hingga saat ini. Seluruh tim masih di lapangan ke smelter-smelter,” kata Direktur Krimsus, Kombes Mukti Juharsa.
Dikatakan Mukti tim akan terus berada di lapangan hingga akhir Januari 2019 mendatang. Tim akan melakukan perlakuan sama antar satu smelter dengan smelter yang lainya. “Selama proses audit tidak akan ada pandang bulu terhadap smelter manapun. Dimana seluruhnya pasti tersentuh semuanya. Tidak ada yang tidak diperiksa, semuanya disentuh dan didata,” ujar perwira 3 melati di pundak itu.
Terkait dengan dugaan sudah adanya penyidikan yang berlangsung menurutnya belum sampai kesana. Tetapi yang jelas audit sedang berjalan hingga akhir Januari 2019 mendatang. “Sementara belum ada penegakan hukum (penyidikan.red). Tetapi baru sebatas verifikasi semata,” ucapnya.
“Operasional di lapangan akan kita cek sesuai tidak. Dengan ekspor yang ada sesuai tidak. Nanti ada analisa-analisa yang akan kita tujukan kesana,” tandasnya.
Jangan Cemas Ditambahkan Mukti, atas kehadiran Bareskrim Mabes Polri dan Polda Bangka Belitung ke smelter-smelter terseut menurutnya jangan ada pihak yang cemas ataupun merasa terganggu. Menurutnya, kehadiran polisi di sana bukan dalam rangka mencari-cari kesalahan melainkan untuk melakukan audit administrasi dan verifikasi langsung di lapangan. “Tiap hari kita lakukan audit smelter di wilayah Bangka Belitung. Tujuanya adalah guna mengetahui sejauh mana proses dari administrasi, sumber pasir timah hingga sampai pada ekspornya sendiri,” tambahnya.
Walau ada proses pengecekan itu tidak ada larangan apapun untuk menambang ataupun ekspor selama sesuai dengan ketentuan berlaku. “Silahkan menambang, warga masyarakat lakukan seperti biasanya. Selama itu melakukanya di tempat yang legal tidak ada larangan. Silahkan menambang sesuai lokasinya masing-masing,” tambahnya lagi.(eza)
PT PLN (Persero) siap memasok listrik untuk mendukung operasional pabrik pengolahan dan pemurnian atau (smelter) feronikel milik PT Aneka Tambang Tbk (Antam) di Halmahera Timur, Maluku Utara. Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengatakan, PLN siap memasok kebutuhan listrik Antam sebesar 75 Megawatt (MW) selama 30 tahun ke depan.
PT PLN (Persero) berkomitmen akan menyuplai listrik sebesar 75 megawatt (MW) ke pabrik pengolahan dan pemurnian feronikel atau smelter milik PT Aneka Tambang (Antam) di Halmahera Timur, Maluku Utara.
PT PLN (Persero) akan menjadi pemasok listrik untuk mendukung operasional pabrik pengolahan dan pemurnian atau (smelter) feronikel milik PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) yang berada di Halmahera Timur, Maluku Utara.