Sudirman Said harus Direshuffle dari Kabinet Kerja Jokowi-JK
Pengamat hukum sumber daya alam dan energi Ahmad Redi menilai Sudirman Said, sudah layak direshuffle dari sebagai menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), karena telah gagal mengelola sektor ESDM sejak diberikan tanggung jawab oleh Presiden Jokowi.
“Pertama, terkait sengkarut izin ekspor konsentrat Freeport. Selain itu, kegagalan megaproyek pengadaan 35 ribu megawatt listrik yang menjadi misi andalah dari pemerintahan Jokowi-Jusuf Kalla,” ujarnya di Jakarta, yang dikutip Senin (17/7/2016). Dia mencontohkan dalam izin ekspor konsentrat Freeport, mantan direktur PT Pindad ini sangat terlihat membela kepentingan asing dari pada kepentingan bangsanya sendiri. Terbukti saat Sudirman merespon cepat nasib perpanjangan kontrak dan izin konsentrat Freeport.
“Nasib Freeport Indonesia dan surat ke Chairman of the Board Freeport McMoRan Inc James Moffet yang dibalas dalam waktu satu hari justru menunjukkan Sudirman Said menjual bangsa dan negara ini. Sudirman Said ini wakilnya Freeport atau wakilnya pemerintah RI. Harusnya sebagai Menteri ESDM, Sudirman mengundurkan diri, apalagi setelah Jim Bob (James Moffett) dan (Presiden Direktur PT Freeport Indonesia) Maroef Sjamsoeddin juga mundur,” tutur dia.
Kemudian untuk program mega proyek listrik 35.000 MW yang menjadi andalan Jokowi-JK. Dimana ditangan Sudirman Said jauh dari target yang diharapkan. Dari awal menjabat ia hanya mampu tercapai sekitar 220 MW, sedangkan yang lainnya masih dalam proses konstruksi. Belum lagi terkait program pemanfaatan Energi Baru Terbarukan(EBT), rencana sudah dibuat secara matang, namun pelaksanaan tidak terlihat jelas sama sekali.
“Saya pesimis, Sudirman Said akan selesai mengerjakan sektor migas dan minerba target pemerintahan Jokowi-JK. Seandainya Jokowi-JK ingin mereshuffle kabinet kerja, salah satunya yang harus dicopot adalah menteri ESDM Sudirman Said,” tutupnya.
PT PLN (Persero) siap memasok listrik untuk mendukung operasional pabrik pengolahan dan pemurnian atau (smelter) feronikel milik PT Aneka Tambang Tbk (Antam) di Halmahera Timur, Maluku Utara. Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengatakan, PLN siap memasok kebutuhan listrik Antam sebesar 75 Megawatt (MW) selama 30 tahun ke depan.
PT PLN (Persero) berkomitmen akan menyuplai listrik sebesar 75 megawatt (MW) ke pabrik pengolahan dan pemurnian feronikel atau smelter milik PT Aneka Tambang (Antam) di Halmahera Timur, Maluku Utara.
PT PLN (Persero) akan menjadi pemasok listrik untuk mendukung operasional pabrik pengolahan dan pemurnian atau (smelter) feronikel milik PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) yang berada di Halmahera Timur, Maluku Utara.