LINGGA (HK)- Bupati Lingga H Alias Wello memastikan investasi pembangunan semelter bauksit di Kabupaten Lingga segera dilakukan usai pengesahan revisi perda RT/RW.
Hal ini sekaligus menjawab pertanyaan masyarakat atas janji pemerintah daerah untuk meningkatkan perekonomian dan juga membuka lapangan kerja bagi masyarakat Kabupaten Lingga.
"Saya optimis bulan Agustus 2018 kita pastikan itu usai pengesahan revisi Ranperda RT/RW," kata Alias Wello menjawab pertanyaan wartawan terkait kapan rencana dimulainya proyek pembangunan smelter alumina yang sempat terkendala rencana tata ruang dan wilayah dari salah satu investor dari negeri Tiongkok PT Shaanxi Youser Indonesia.
Sementara itu Direktur PT Shannxi Youser Indonesia Steven Ugo usai presentasi di hadapan Pemerintah Kabupaten Lingga dan DPRD Lingga mengakui pembangunan semelter alumina ini sebenarnya sudah direncanakan setahun lalu.
Namun proyek besar yang menelan anggaran triliunan rupiah ini hampir batal dilaksanakan karena terbentur peraturan daerah tentang RT/RW wilayah.
"Kalau mulai, kita sebenarnya sudah mau bangun tahun lalu, namun karena terbentur aturan tata ruang, jadi kita menunggu lah. Kemudian bapak bupati kita kasi kabar kalau tahun ini bisa. Makanya kita maju lagi," kata Steven, Rabu(14/3).
Dipaparkannya untuk pembangunan sebuah semelter lengkap dengan fasilitas pendukung di Indonesia diperlukan waktu sekitar 3 tahun.
Sementara itu di wilayah asalnya hanya diperlukan waktu satu tahun pekerjaan. "Rencananya nanti sesuai permintaan kita bangun di daerah Tanjung Keruing dekat dengan pantai dan memudahkan tranportasi," kata Steven.
Untuk memuluskan dan juga mendukung langkah ivestasi pembangunan smelter alumina ini, PT Shaanxi Youser Indonesia juga akan membangun pembangkit listrik berkekuatan 150 megawatt yang nanti juga bisa dinikmati masyarakat.
"Kita bangun pembangkit listrik nanti 150 Mega kan kelebihanya nanti bisa juga dinikmati oleh masyarakat banyak," ungkapnya.
Sejarah pengelolaan alumina oleh PT Shaanxi Youser Indonesia di negeri asalnya RRC sudah berlangsung lama. Mulanya mereka mengolah abuksit menjadi alumina dengan sistem tambang bawah tanah. Setelah sukses di tempat asal, mereka mengembangkan investasi di berbagai negara termasuk Indonesia.(jfr)
PT PLN (Persero) siap memasok listrik untuk mendukung operasional pabrik pengolahan dan pemurnian atau (smelter) feronikel milik PT Aneka Tambang Tbk (Antam) di Halmahera Timur, Maluku Utara. Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengatakan, PLN siap memasok kebutuhan listrik Antam sebesar 75 Megawatt (MW) selama 30 tahun ke depan.
PT PLN (Persero) berkomitmen akan menyuplai listrik sebesar 75 megawatt (MW) ke pabrik pengolahan dan pemurnian feronikel atau smelter milik PT Aneka Tambang (Antam) di Halmahera Timur, Maluku Utara.
PT PLN (Persero) akan menjadi pemasok listrik untuk mendukung operasional pabrik pengolahan dan pemurnian atau (smelter) feronikel milik PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) yang berada di Halmahera Timur, Maluku Utara.