Tak Kunjung Bangun Smelter, DPRD Tuding, PT Vale Bohongi Warga Kolaka
KOLAKA – Ketua komisi III, Anggota DPRD Kolaka, Muhammad Ajib Majid, menagih janji PT Vale Indonesia Tbk, untuk membangun pabrik pengolahan biji nikel (smelter) di Kolaka.
Menurut legislator asal Partai Amanat Nasional (PAN) itu, sejak ada inisiasi pembangunan smelter tahun 2014 lalu, hingga kini eks perusahaan pertambangan nikel PT Inco Tbk itu belum menunjukkan kemajuan yang signifikan, sebagaimana yang sudah dijanjikan di hadapan masyarakat Kolaka.
“Mana progressnya, perlu dipertanyakan, hingga saat ini belum ada beritanya, masyarakat Kolaka menunggu itu, katanya mau bangun smelter, buktinya mana, hanya ” ungkap Ajib di ruang kerjanya, Selasa (10/5/2016).
Ajib menilai, kevakuman PT Vale dalam dua tahun terakhir menjadi bukti bagi masyarakat untuk mulai meragukan upaya perusahaan itu dalam membangun smelter di Kolaka. Sebab, hingga kini tak ada tanda-tanda progres pembangunannya.
Untuk itu Ajib meminta PT. Vale membuktikan janjinya membangun smelter dengan menunjukkan keseriusannya. Tambahnya pula jika desakan tersebut tidak ditanggapi perusahaan yang berkantor pusat di Brazil tersebut, komisinya akan melakukan pemanggilan untuk hearing.
Selain Ajib, desakan yang sama juga disampaikan oleh Egi Gunawan, salah satu anggota komisi III DPRD Kolaka lainnya. Legislator PKS itu meminta PT. Vale Indonesia untuk tidak lagi membohongi masyarakat Kolaka. Sebab sudah bertahun-tahun warga Kolaka terutama yang berada disekitar wilayah konsesi PT. Vale hanya dibuai dengan janji janji manis.
“Saya sudah katakan dulu kepada mereka (PT Vale) waktu hearing, jangan lagi wuti-wuti (bohong) kepada masyarakat. Terutama masyarakat di wilayah konsesi seperti warga Baula, sudah kenyang dengan janji-janji manis PT. Vale yang dulu masih namanya PT. INCO,” ungkap legislator yang juga berdomisili di desa Baula tersebut.
Dia menilai, perkembangan janji manis Pt. Vale untuk membangun smelter di wilayah IUP dengan luasannya puluhan ribu hektar yang dikuasainya tersebut hingga sekarang tidak menunjukkan kemajuan.
Di tempat terpisah, Koordinator Forum LSM Kolaka, Herman Syahruddin juga menilai perusahaan tambang yang dinahkodai Nico Kanter itu sejak awal memang tidak serius berinvestasi di Kolaka. pasalnya, sejak puluhan tahun lalu sampai saat ini, kehadiran perusahaan itu tidak memberikan kontribusi yang signifikan bagi kesejahtaraan masyarakat di Kolaka.
“Kasian kita disini, selama puluhan tahun disini kita hanya di jadikan tukang jaga lahan PT. Vale. Kontribusianya mana? dulu saya ingat mereka berjanji akan mendirikan pabrik pengolahan dan pemurnian bijih nikel trus ini lagi rencana mau bangun semelter , tapi hingga sekarang belum ada tanda-tandanya,” terang Herman.
Olehnya itu, Herman meminta pihak PT Vale untuk mulai transparan kepada masyarakat Kolaka jika memang tidak bisa membangun smelter. Selain itu, dia juga meminta agar Pemda Kolaka proaktif mendesak PT. Vale untuk memwujudkan pembangunan pabrik tersebut.
“Kalau tidak serius dan tidak mampu, bilang saja. Angkat kaki dari sini, jangan kasih kita harapan palsu (PHP) terus,” ujarnya.
PT PLN (Persero) siap memasok listrik untuk mendukung operasional pabrik pengolahan dan pemurnian atau (smelter) feronikel milik PT Aneka Tambang Tbk (Antam) di Halmahera Timur, Maluku Utara. Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengatakan, PLN siap memasok kebutuhan listrik Antam sebesar 75 Megawatt (MW) selama 30 tahun ke depan.
PT PLN (Persero) berkomitmen akan menyuplai listrik sebesar 75 megawatt (MW) ke pabrik pengolahan dan pemurnian feronikel atau smelter milik PT Aneka Tambang (Antam) di Halmahera Timur, Maluku Utara.
PT PLN (Persero) akan menjadi pemasok listrik untuk mendukung operasional pabrik pengolahan dan pemurnian atau (smelter) feronikel milik PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) yang berada di Halmahera Timur, Maluku Utara.