Tak bergantung pada ekspor, Bukit Asam (PTBA) optimistis target tahun ini terca
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Penyebaran virus corona kian ganas dan berdampak terhadap kondisi ekonomi. Hal ini juga berpengaruh terhadap permintaan pasokan energi, termasuk batubara.
Apalagi, beberapa negara Asia Timur seperti China, Jepang dan Korea Selatan yang terpapar corona, merupakan importir batubara global.
Kendati begitu, PT Bukit Asam Tbk (PTBA) optimistis bisa mencapai target produksi dan penjualan yang telah direncanakan di tahun ini. Sekretaris Perusahaan PTBA Hadis Surya Palapa mengungkapkan, selama ini pasar domestik menjadi menopang penjualan batubara Bukit Asam.
Pada tahun 2020 ini, porsi ekspor batubara PTBA hanya di kisaran 35%-40% dari total rencana penjualan. Meski dari sisi penjualan tidak begitu terdampak, namun Hadis tak menampik bahwa secara finansial, kondisi saat ini bisa berpengaruh bagi kinerja PTBA.
"Menurut pandangan kami corona memang berdampak secara finansial bagi kelangsungan bisnis perusahaan. Namun tidak terlalu signifikan. Di tahun 2020 porsi ekspor hanya 35%-40% dari total rencana penjualan," kata Hadis kepada Kontan.co.id, Senin (9/3).
Dia menambahkan, dalam tiga bulan terakhir, hanya ada satu pengapalan batubara PTBA ke China. Karena itu, PTBA akan memfokuskan penjualan ke pasar potensial lain, sembari memperkuat porsi penjualan ke pasar domestik agar bisa lebih tinggi dari tahun lalu.
"Kami mulai memfokuskan penjualan ke pasar potensial lainnya dan tak lupa ditahun ini porsi penjualan domestik kami upayakan untuk upgrade dari tahun sebelumnya;" ungkapya tanpa merinci pasar potensial yang dimaksud.
Dalam catatan Kontan.co.id, tahun ini PTBA berencana menaikkan produksi menjadi 30,3 juta ton batubara atau naik sekitar 4% dari realisasi tahun 2019 yang sebanyak 29,1 juta ton.
Di sisi lain, perusahaan pelat merah ini menargetkan mampu menjual 29,9 juta ton batubara dengan rincian 21,6 juta ton untuk pasar domestik dan 8,3 juta ton untuk pasar ekspor.
Target ini naik 8% dari realisasi penjualan sepanjang 2019 yang sebesar 24,7 juta ton. Peningkatan target penjualan ini ditopang oleh target penjualan ekspor untuk batubara medium to high calorie ke premium market sebesar 2,3 juta ton.
Lebih lanjut, Hadis pun optimistis indeks harga akan bergerak ke arah yang positif. Seiring dengan kebutuhan batubara di China yang akan meningkat setelah wabah virus corona berakhir.
"Kami masih optimistis angka indeks perlahan akan bergerak naik karena kebutuan pasokan di China akan suplai batubara impor semakin menipis," ungkapnya.
Asal tahu saja, harga batubara yang tercermin dari Harga Batubara Acuan (HBA) naik tipis dalam dua bulan terakhir. Pada Februari, HBA naik tipis 1,45% dari bulan sebelumnya menjadi US$ 66,89 per ton. Sementara HBA Maret tercatat US$ 67,08 per ton, naik tipis sebesar 0,28%.
PT PLN (Persero) siap memasok listrik untuk mendukung operasional pabrik pengolahan dan pemurnian atau (smelter) feronikel milik PT Aneka Tambang Tbk (Antam) di Halmahera Timur, Maluku Utara. Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengatakan, PLN siap memasok kebutuhan listrik Antam sebesar 75 Megawatt (MW) selama 30 tahun ke depan.
PT PLN (Persero) berkomitmen akan menyuplai listrik sebesar 75 megawatt (MW) ke pabrik pengolahan dan pemurnian feronikel atau smelter milik PT Aneka Tambang (Antam) di Halmahera Timur, Maluku Utara.
PT PLN (Persero) akan menjadi pemasok listrik untuk mendukung operasional pabrik pengolahan dan pemurnian atau (smelter) feronikel milik PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) yang berada di Halmahera Timur, Maluku Utara.