Tangkap Potensi Smelter Freeport, Cucu Pelindo III Ini Kembangkan Dermaga Eksisting
Gresik, Expostnews.com – Kepastian dari rencana pembangunan smelter milik perusahaan pertambangan raksasa PT Freeport Indonesia (FI) di Manyar, Gresik semakin membuka peluang terbukanya industri lain di kawasan tersebut. Tak menyiakan kesempatan ini, PT Berlian Manyar Sejahtera (BMS) selaku pengelola dermaga di wilayah industri terintegrasi, Java Integrated Industrial and Port Estate (JIIPE) pun urun dukungan melalui pengembangan pelabuhannya.
Dikonfirmasi hal ini, Daru Wicaksono, Direktur Utama (Dirut) PT BMS tak menampik rencana mengembangkan dermaga yang dikelolanya tersebut. Selain untuk menjaga stabilisasi biaya logistik dan kapasitas produksi bongkar muat barang, pembangunan dermaga BMS ini sekaligus mendukung kegiatan smelting FI di JIIPE.
“Pembangunan dermaga dan fasilitas ini, salah satunya juga untuk mendukung kegiatan smelter di JIIPE,” ungkap Daru, Minggu (23/2/2020).
Namun demikian, kata Daru, pembangunan fasilitas berupa pelebaran dan penambahan panjang dermaga eksisting tersebut guna memperluas area bongkar muat kapal. Otomatis, perluasan tersebut semakin meningkatkan kapasitas pelabuhan, dan memberikan keleluasaan pilihan costumer/pelanggan di Surabaya dan Tanjung Perak.
“Sekarang masih dua kapal, atau sebulan 4 kapal. Tapi, ke depan, prediksi kami sehari bisa 4 kapal atau bahkan lebih,” yakinnya.
Usai kunjungan mendampingi Wakil Menteri Badan Usaha Milik Negara (Wamen BUMN) I, Budi Gunadi ke proyek dermaga PT BMS yang juga cucu usaha PT Pelindo III (Persero), Daru menjelaskan, guna mengoptimalkan kinerja dari keterisian dermaga, BMS telah melakukan pemancangan pada awal Desember 2019 dengan memanjangkan dan melebarkan dermaga.
Disebutkan, panjang dermaga yang sebelumnya 250 meter dijadikan 500 meter, dan pelebaran dermaga dari sebelumnya 30 meter menjadi 50 meter. Hal ini, kata Daru, sebagai tindak lanjut eskalasi peningkatan kapasitas dermaga yang telah beroperasi sejak 2016 lalu.
“Usaha meningkatkan produktivitas logistik di BMS terus kami genjot. Mengingat, kami ini sebagai penyedia jasa kepelabuhanan di JIIPE dan Manyar-Gresik,” ujar Daru.
Untuk itu, BMS harus melakukan percepatan pembangunan infrastrukturnya. Dengan harapan, arus distribusi barang antara industri dan pelabuhan dapat berjalan lancar. “Jadi, nantinya nggak cuma nunggu (kapal, red), tapi ada pilihan untuk sandar. Ujungnya adalah penurunan biaya logistik,” yakin Daru.
Sebelumnya, Wamen BUMN I, Budi Gunadi, Sabtu (15/2/2020), berkunjung ke JIIPE. Kunjungan dalam rangka meninjau proyek pembangunan smelter milik PT Freeport Indonesia di JIIPE, Wamen Budi juga menyempatkan berkeliling melihat area proyek pengembangan pelabuhan milik PT BMS.
Sementara, PT Freeport Indonesia menjadi salah satu industri yang membangun pabrik smelter di Kawasan Industri Gresik JIIPE. Pabrik pengolahan konsentrat yang kini masih dalam proses pekerjaan pemadatan tanah tersebut akan beroperasi sekitar, Desember 2023. Pembangunan smelter atau pabrik pemurnian tambang tersebut menggunakan lahan sewa seluas 100 hektar di JIIPE milik Pelindo III dan PT AKR Corporindo Tbk di Manyar, Gresik, Jawa Timur.
Nantinya, pabrik berkapasitas 550.000 ton katoda ini akan mengolah 2 hingga 3 juta konsentrat yang dipasok dari Kabupaten Mimika, Papua. Alasan dibangunnya smelter di JIIPE ini, karena Indonesia merupakan pasar terbesar, khususnya industri manufaktur.
Berdirinya pabrik smelter tersebut, ditargetkan dapat memenuhi kebutuhan konsentrat tembaga, gipsum, asam sulfat, maupun lumpur anoda ke beberapa industri. Berdasar sumber yang dikutip, PT Freeport Indonesia rela mengucurkan anggaran yang nilainya mencapai US$3 miliar atau sekitar Rp42 triliun. Hingga saat ini, PT Freeport Indonesia dikabarkan telah merogoh kocek sekitar US$150 juta untuk persiapan pembangunan smelter, mulai dari desain, pembayaran sewa lahan, hingga pemadatan tanah. (sa/ms/red)
PT PLN (Persero) siap memasok listrik untuk mendukung operasional pabrik pengolahan dan pemurnian atau (smelter) feronikel milik PT Aneka Tambang Tbk (Antam) di Halmahera Timur, Maluku Utara. Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengatakan, PLN siap memasok kebutuhan listrik Antam sebesar 75 Megawatt (MW) selama 30 tahun ke depan.
PT PLN (Persero) berkomitmen akan menyuplai listrik sebesar 75 megawatt (MW) ke pabrik pengolahan dan pemurnian feronikel atau smelter milik PT Aneka Tambang (Antam) di Halmahera Timur, Maluku Utara.
PT PLN (Persero) akan menjadi pemasok listrik untuk mendukung operasional pabrik pengolahan dan pemurnian atau (smelter) feronikel milik PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) yang berada di Halmahera Timur, Maluku Utara.