Teknisi Indonesia Belum Efektif Operasikan Mesin Smelter, Pengusaha Sebut Masih Butuh TKA
' />
TRIBUN-VIDEO.COM - Teknisi Indonesia belum mampu sepenuhnya mengoperasikan mesin smelter, dipastikan ada sekitar 2 sampai 3 persen teknisi adalah tenaga kerja asing (TKA).
Industri smelter Indonesia belum bisa lepas dari tenaga kerja asing, hal ini diungkapkan Jonathan Handojo dari asosiasi perusahaan industri pengolahan dan pemurnian Indonesia.
Jonathan mengatakan diperlukannya tenaga kerja asing karena mesin smelter merupakan buatan Cina.
Sehingga diperlukan teknisi dari Cina yang memiliki kemampuan untuk merakit dan pengoperasian mesin smelter.
Ia juga menepis isu tenaga kerja Tiongkok yang murah karena teknisi yang didatangkan memiliki pengalaman tentang mesin smelter sehingga tarif dari tenaga kerja Tiongkok ini tinggi.
Selanjutnya dalam alih teknologi memang dapat dilakukan dari TKA ke TKI dan memerlukan waktu selama 2 tahun.(*)
PT PLN (Persero) siap memasok listrik untuk mendukung operasional pabrik pengolahan dan pemurnian atau (smelter) feronikel milik PT Aneka Tambang Tbk (Antam) di Halmahera Timur, Maluku Utara. Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengatakan, PLN siap memasok kebutuhan listrik Antam sebesar 75 Megawatt (MW) selama 30 tahun ke depan.
PT PLN (Persero) berkomitmen akan menyuplai listrik sebesar 75 megawatt (MW) ke pabrik pengolahan dan pemurnian feronikel atau smelter milik PT Aneka Tambang (Antam) di Halmahera Timur, Maluku Utara.
PT PLN (Persero) akan menjadi pemasok listrik untuk mendukung operasional pabrik pengolahan dan pemurnian atau (smelter) feronikel milik PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) yang berada di Halmahera Timur, Maluku Utara.