Tembaga Merosot Dari Level Tertinggi dalam 4 Tahun
Bisnis.com, JAKARTA – Harga tembaga mundur dari level tertingginya selama empat tahun pada perdagangan di London, tak lagi mengambil keuntungan setelah bullish funds memangkas eksposur mereka setelah mengalami kenaikan selama enam hari berturut-turut.
Pada penutupan perdagangan Jumat (8/6) harga tembaga London Metal Exchange anjlok 20 poin atau 0,27% menjadi US$7.312 per metrik ton, naik 0,90% secarayear-to-date (ytd), menghentikan reli terpanjangnya tahun ini.
“Kenaikan 6,7% bulan ini terdorong oleh sejumlah faktor, termasuk pengetatan pasokan setelah smelter asal India Vedanta Ltd. ditutup, dan pergeseran kurva untuk beberapa waktu kedepan yang menunjukkan akan adanya penguatan permintaan spot,” ujar Vivienne Lloyd, Strategis Komoditas di Macquarie Group Ltd., dikutip dari Bloomberg, Minggu (10/6/2018).
“Reli selama enam hari berturut sangatlah tidak biasa, dan harga harus segera dipangkas karena sejumlah pedagang mulai mencari keuntungan dari kenaikan harga tersebut. Secara fundamental, kami pikir situasi di India telah mengetatkan keseimbangan pasar, dan saya tidak melihat adanya alasan untuk tembaga dijual dengan harga di bawah US$7.000,” lanjut Lloyd.
Sejumlah logam lainnya juga tertekan pada Jumat (8/6), dengan timah hitam (lead) merosot 2,7% dan nikel kehilangan 0,6%, berbalik dari kenaikan harga pada awal pekan lalu.
Beban pengambilan keuntungan tersebut cukup untuk menyeimbangi data yang menunjukkan permintaan tembaga dari China, pengguna teratas, semakin menguat. Impor untuk tembaga murni melonjak 8% menjai 475.000 ton pada Mei.
Selain itu, data bea cukai China turut menunjukkan pengiriman bijih dan konsentrat naik 1,9%. Sejumlah analis di BMO Capital Markets mengungkapkan bahwa penjualan logam dasar ke China naik secara signifikan karena pelarangan impor sejumlah jenis keeping logam.
Dana yang terfokus pada teknis telah menambah dorongan pada reli harga tembaga setelah bergerak di atas pergerakan rata-rata, mendorong tembaga keluar dari rentang peradagangan yang sempit dan mendorong harganya naik ke level tertinggi dalam empat tahun.
PT PLN (Persero) siap memasok listrik untuk mendukung operasional pabrik pengolahan dan pemurnian atau (smelter) feronikel milik PT Aneka Tambang Tbk (Antam) di Halmahera Timur, Maluku Utara. Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengatakan, PLN siap memasok kebutuhan listrik Antam sebesar 75 Megawatt (MW) selama 30 tahun ke depan.
PT PLN (Persero) berkomitmen akan menyuplai listrik sebesar 75 megawatt (MW) ke pabrik pengolahan dan pemurnian feronikel atau smelter milik PT Aneka Tambang (Antam) di Halmahera Timur, Maluku Utara.
PT PLN (Persero) akan menjadi pemasok listrik untuk mendukung operasional pabrik pengolahan dan pemurnian atau (smelter) feronikel milik PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) yang berada di Halmahera Timur, Maluku Utara.