JAKARTA, KOMPAS.com - PT Freeport Indonesia (PTFI) tengah mencari jalan keluar, untuk menyelesaikan proyek pembangunan fasilitas pemurnian dan pengolahan atau smelter tembaga, yang terhambat pelaksanaannya akibat pandemi Covid-19.
Manajemen Freeport McMoran menyatakan, imbas dari pandemi dan kebijakan pembatasan pergerakan, pembangunan proyek yang digarap perusahaan afisiliasinya itu mengalami hambatan, seperti halnya perubahan jadwal kerja dan perjalanan para mitra kontraktor. Merespon hal tersebut, PTFI disebut telah melakukan diskusi dengan pemerintah agar pelaksanaan proyek yang merupakan bagian dari perjanjian IUPK PTFI itu, dapat ditunda penyelesaiannya hingga Desember 2023.
"PTFI terus berdisuksi dengan pemerintah Indonesia, guna membahas jadwal yang ditangguhkan untuk proyek tersebut, serta lternatif lainnya sehubungan dengan pandemi Covid-19 yang sedang berlangsung dan kondisi ekonomi yang bergejolak," tutur Manajemen Freeport McMoran, dalam laporan resmi perusahaa, dikutip Kamis (28/1/2021).
Pada saat bersamaan, PTFI juga tengah menjajaki opsi perluasan kapasitas pengolahan konsentrat di smelter eksisting yang dikelola oleh PT Smelting, di Gresik, Jawa Timur. Freeport McMoran menyebutkan, PTFI sedang melakukan pembahasan dengan pemilik saham mayoritas Smelting, yakni Mitsubishi Materials Corporation, terkait perluasan kapasitas smelter sebesar 30 persen atau 300.000 metrik ton per tahun. Dengan perluasan kapasitas itu, maka proyek pembangunan Smelter baru yang tengah digarap PTFI dapat dikurangai kapasitasnya, dari 2 juta metrik ton per tahun, menjadi 1,7 juta metrik ton per tahun.
"PTFI terus mengevaluasi proyek pembangunan smelter di Jawa TImur, dan secara bersamaan melakukan diskusi dengan pihak ketiga untuk melakukan pengembangan smelter baru di lokasi alternatif," tulis Manajemen Freeport McMoran.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Terimbas Pandemi, Bagaimana kelanjutan Proyek Smelter Freeport?", Klik untuk baca: https://money.kompas.com/read/2021/01/28/121225026/terimbas-pandemi-bagaimana-kelanjutan-proyek-smelter-freeport. Penulis : Rully R. Ramli Editor : Bambang P. Jatmiko
Download aplikasi Kompas.com untuk akses berita lebih mudah dan cepat: Android: https://bit.ly/3g85pkA iOS: https://apple.co/3hXWJ0L
PT PLN (Persero) siap memasok listrik untuk mendukung operasional pabrik pengolahan dan pemurnian atau (smelter) feronikel milik PT Aneka Tambang Tbk (Antam) di Halmahera Timur, Maluku Utara. Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengatakan, PLN siap memasok kebutuhan listrik Antam sebesar 75 Megawatt (MW) selama 30 tahun ke depan.
PT PLN (Persero) berkomitmen akan menyuplai listrik sebesar 75 megawatt (MW) ke pabrik pengolahan dan pemurnian feronikel atau smelter milik PT Aneka Tambang (Antam) di Halmahera Timur, Maluku Utara.
PT PLN (Persero) akan menjadi pemasok listrik untuk mendukung operasional pabrik pengolahan dan pemurnian atau (smelter) feronikel milik PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) yang berada di Halmahera Timur, Maluku Utara.