Peningkatan produksi, berlanjutnya efisiensi biaya, dan perkiraan kenaikan rata-rata harga jual nikel, bakal dongkrak kinerja keuangan PT Vale Indonesia Tbk (INCO) sepanjang tahun ini. Sedangkan kinerja keuangan kuartal I-2019 diproyeksikan cenderung turun akibat berbagai faktor.
Danareksa Sekuritas untuk menargetkan kenaikan laba bersih Vale menjadi US$ 81 juta tahun ini, dibandingkan realisasit ahun lalu senilai US$ 61 juta. EBITDA juga diharapkan meningkat dari US$ 187 juta menjadi US$ 243 juta. Pendapatan juga ditargetkan meningkat dari US$ 777 juta menjadi US$ 790 juta.
Analis Danareksa Sekuritas Stefanus Darmagiri mengatakan, tiga faktor pendongkrak kinerja keuangan Vale tahun ini datang dari peningkatan produksi mulai kuartal II-2019 setelah merampungkan peningkatan kapasitas pembangkit Larona. Pertumbuhan juga didukung atas ekspektasi solidnya harga jual nikel tahun ini. Berlanjutnya efisiensi biaya dengan perkiraan mencapai US$ 17 juta.
Dia mengatakan, Vale diproyeksikan mulai bangkit pada kuar tal II-2019 atau setelah merampungkan peningkatakan kapasitas PLTA Larona dari 165 MW menjadi 180 MW. Peningkatan ini diharapkan berdampak terhadap peningkatan produksi perseroan, sehingga target produksi 74-76 ribu ton tahun 2019 bisa terwujud.
PT PLN (Persero) siap memasok listrik untuk mendukung operasional pabrik pengolahan dan pemurnian atau (smelter) feronikel milik PT Aneka Tambang Tbk (Antam) di Halmahera Timur, Maluku Utara. Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengatakan, PLN siap memasok kebutuhan listrik Antam sebesar 75 Megawatt (MW) selama 30 tahun ke depan.
PT PLN (Persero) berkomitmen akan menyuplai listrik sebesar 75 megawatt (MW) ke pabrik pengolahan dan pemurnian feronikel atau smelter milik PT Aneka Tambang (Antam) di Halmahera Timur, Maluku Utara.
PT PLN (Persero) akan menjadi pemasok listrik untuk mendukung operasional pabrik pengolahan dan pemurnian atau (smelter) feronikel milik PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) yang berada di Halmahera Timur, Maluku Utara.