Jakarta - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) sudah merampungkan 33 audit fasilitas pengolahan dan pemurnian timah di Bangka Belitung.
Kepala Pusat Komunikasi Publik Kementerian ESDM, Sujatmiko mengatakan bahwa tim audit smelter timah di Bangka sudah menyelesaikan audit tersebut dan sudah final. Hanya tinggal sinkronkan data dari Kementerian Perdagangan mengenai kegiatan ekspor.
"Hanya tinggal sinkronkan datanya saja. Nanti akan diberitahukan oleh Ketua Tim Audit Smelter (Inspektorat Jenderal Kementerian ESDM, Mochtar Husein)," terangnya kepada KONTAN, Senin (9/5).
Ia bilang, fokus dari tim audit smelter itu intinya mengetahui kapasitas terpasang smelter dengan ekspor yang dilakukan. Kemudian mengetahui siapa saja pemasok smelter tersebut. "Dugaan kebocoran atau detilnya nanti akan diumumkan oleh Irjen sendiri. Sementara hasilnya sudah final dan dilaporkan oleh tim," tandasnya.
Sementara Ketua Umum Asosiasi Eksportir Timah, Jabin Sufianto mengatakan dengan adanya audit smelter ini menurut data yang ada, terdapat indikasi kebocoran ekspor sekitar 19,5 juta ton sampai akhir 2015 dari perusahaan pemilik smelter yang tidak mengantongi izin ekspor dari pemerintah. Data tersebut jauh lebih besar dari ekspor resmi yang ada di Kementerian Perdagangan (Kemdag) yaitu 70.000 ton tambang timah di tahun 2015. "Paramember di Bangka semarak melakukan penyelundupan hasil tambang melalui ekspor. Dan angka yang ada di tahun 2015 saja mencapai 19,5 juta ton," terangnya kepada KONTAN, Senin (9/5).
Dia bilang data tersebut di dapat dari negara-negara tetangga seperti Malaysia, Thailand dan China yang sejauh ini mengaku masih mendapatkan ekspor dari Indonesia melalui penambang timah di Bangka. Sayangnya, Jabin enggan menyebut nama-nama perusahaan tersebut.
"Audit yang pemerintah lakukan sekarang kan lebih ke kapasitas smelter saja, indikasi kebocoran ekspor lebih banyak melalui perusahaan yang tidak memiliki izin ekspor," tandasnya.
PT PLN (Persero) siap memasok listrik untuk mendukung operasional pabrik pengolahan dan pemurnian atau (smelter) feronikel milik PT Aneka Tambang Tbk (Antam) di Halmahera Timur, Maluku Utara. Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengatakan, PLN siap memasok kebutuhan listrik Antam sebesar 75 Megawatt (MW) selama 30 tahun ke depan.
PT PLN (Persero) berkomitmen akan menyuplai listrik sebesar 75 megawatt (MW) ke pabrik pengolahan dan pemurnian feronikel atau smelter milik PT Aneka Tambang (Antam) di Halmahera Timur, Maluku Utara.
PT PLN (Persero) akan menjadi pemasok listrik untuk mendukung operasional pabrik pengolahan dan pemurnian atau (smelter) feronikel milik PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) yang berada di Halmahera Timur, Maluku Utara.