Jakarta - PT Timah Tbk (TINS) mencatatkan peningkatan produksi logam timah sebesar 56,56% dibandingkan periode yang sama tahun lalu menjadi 14.905 Mton. Hal ini tentunya berdampak positif terhadap performa finansial perseroan.
Bila dibandingkan dengan semester I‐2016, pendapatan Perseroan meningkat 53,83% menjadi Rp 4,30 triliun, sedangkan labanya meningkat 5,5 kali lipat menjadi Rp 150,65 miliar.
Membaiknya kinerja Timah itu berkat beberapa hal, di antaranya penemuan sumber daya dan cadangan baru baik itu di wilayah darat maupun laut, memperbaiki sistem manajemen kemitraan, penambahan armada Kapal Isap Produksi (KIP) untuk penambangan laut, inovasi pada smelter untuk meningkatkan produktivitas, dan meningkatkan kapabilitas operasi dan produksi penambangan secara umum.
Sampai dengan akhir semester I-2017 sudah terserap belanja modal sebesar Rp 675 miliar. Rekondisi dan replacement menyerap porsi paling besar yaitu 47,79% atau Rp 323 miliar, pembesaran kapasitas menyerap 41,28% atau Rp 279 miliar, dan sarana pendukung menyerap 7,63% atau Rp 52 miliar.
Selain bisnis tin ingot yang dijual melalui ICDX, TINS terus memacu produksi segmen hilirnya yaitu tin chemical serta tin solder. Pada semester I-2017 tin chemical berhasil terjual 2.124 ton atau meningkat 149% (year‐on‐year), sedangkan tin solder terjual 386 ton atau meningkat 27,81% (year‐ on‐year).
Untuk komoditas utama yaitu tin ingot, Direktur Keuangan Emil Ermindra meyakini target produksi sebesar 32K–35K akan tercapai sesuai RKAP Perseroan.
"Tentunya setelah melihat pencapaian pada semester pertama 2017," kata Emil dalam keterangan tertulis, Jakarta, Senin (4/9/2017).
Pada semester I‐2017 TINS mencatatkan profit Rp 150,65 miliar atau naik signifikan dibandingkan tahun sebelumnya sebesar minus Rp 32,88 miliar. Pendapatan perusahaan pelat merah itu tumbuh sebesar 53,83% menjadi Rp 4,30 triliun dibandingkan tahun sebelumnya sebesar Rp 2,80 triliun.
Beban Pokok Pendapatan Perseroan naik terkendali sebesar 46,42% menjadi Rp 3,67 triliun dibandingkan tahun sebelumnya Rp 2,51 triliun
Pada semester I‐2017 tercatat produksi bijih timah sebesar 16.078 ton, atau naik 76,52% dibandingkan periode yang sama tahun lalu 9.108 ton. Produksi logam timah naik 56,56% menjadi 14.905 Mton dibandingkan semester pertama tahun 2016 sebesar 9.520 Mton.
Penjualan logam timah tercatat 14.404 Mton atau naik 23,30% dibandingkan periode yang sama tahun 2016 sebesar 11.682 Mton.
PT PLN (Persero) siap memasok listrik untuk mendukung operasional pabrik pengolahan dan pemurnian atau (smelter) feronikel milik PT Aneka Tambang Tbk (Antam) di Halmahera Timur, Maluku Utara. Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengatakan, PLN siap memasok kebutuhan listrik Antam sebesar 75 Megawatt (MW) selama 30 tahun ke depan.
PT PLN (Persero) berkomitmen akan menyuplai listrik sebesar 75 megawatt (MW) ke pabrik pengolahan dan pemurnian feronikel atau smelter milik PT Aneka Tambang (Antam) di Halmahera Timur, Maluku Utara.
PT PLN (Persero) akan menjadi pemasok listrik untuk mendukung operasional pabrik pengolahan dan pemurnian atau (smelter) feronikel milik PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) yang berada di Halmahera Timur, Maluku Utara.