Timah Mulai Susah Diperoleh dan Diekspor, PT Bukit Timah Sudah Empat Tahun Tak Beroperasi
BANGKAPOS.COM,BANGKA-- PT Bukit Timah adalah satu diantara smelter yang tutup di Kawasan Industri Pangkalpinang.
Dari seberang jalan smelter ini, sekitar 25 menit memantau aktivitas smelter tersebut, Bangkapos.com tidak melihat adanya aktivitas karyawan maupun produksi di smelting, Senin (17/02/20)
Untuk menggali informasi lebih dalam lagi, Bangkapos.com mencoba mendekati pintu gerbang, tidak berselang lama pintu terbuka secara otomatis.
Sekitar satu meter pintu gerbang bergeser. "Selamat siang, ada keperluan apa?" tanya seorang bapak yang memakai baju kaos security hitam menyapa bangkapos.com.
Dari sini, barulah Bangkapos.com mendapatkan sedikit informasi tentang Smelter PT Bukit Timah.
Bangkapos.com hanya diperbolehkan masuk di area pos security.
Dari pos jaga, hanya terlihat beberapa tumpukan potongan bekas cerobong asap.
Dari keterangan Amru (57), Satuan Pengamanan (Satpam), Smelter PT Bukit Timah yang berada di Jalan Ketapang, Kawasan Industri Pangkalpinang, smelter sudah tidak beroperasi lagi sekitar tahun 2016 lalu.
"Smelter nih sudah sekitar empat tahun tidak operasi lagi,"kata Amru.
Dia yang kena piket jaga siang ini, tidak begitu paham penyebab smelter bisa tutup.
"Kurang taulah apa penyebabnya, jika tidak salah barangnya (Timah) lah susah, dengan susah ekspornya," ungkap Amru.
Ketika Bangkapos.com menanyai jumlah pekerja saat smelter masih beroperasi, dia tidak begitu paham jumlah pastinya.
Sejak ditutupnya smelter tersebut hingga saat ini, Senin (17/02/20) menurutnya, hanya tersisa 15 orang pekerja.
Terdiri dari 12 orang satpam dan tiga tiga tenaga instalasi kelistrikan.
"Jelasnya saya tidak tahu, tapi adalah sekitar ratusan orang. Sekarang masih 15 orang, tiganya bagian listrik," ujar Amru.
Dia mengaku sudah mengabdikan dirinya selama 15 tahun di PT Bukit Timah. Menurutnya mereka jaga berdasarkan jadwal tiga shift yaitu pagi, siang dan malam. Setiap shift terdiri dari tiga sampai sampai orang yang bertugas jaga.
Selain bertugas menjaga keamanan di lingkungan Smelter, dia bersama rekan-rekan lainnya juga bertugas membersihkan area halaman smelter.
Saat ditanyai kepemilikan ini, dia mengatatan PT Bukit Timah merupakan kepunyaan dari satu pejabat tinggi di Jakarta.
Biasanya dalam satu tahun ada dua kali peninjauan dari pihak smelter yang datang langsung dari Jakarta.
"Jelasnya saya kurang tahu, cuma setaun (1 tahun) ada dua kali peninjaun dari pusat (Jakarta)," kata Amru.
"Dalam proses menerima gaji bulanan ditransfer, gajinya Upah Minimum Provinsi (UMP), pakai transfer," ungkap Amri
Artikel ini telah tayang di bangkapos.com dengan judul Timah Mulai Susah Diperoleh dan Diekspor, PT Bukit Timah Sudah Empat Tahun Tak Beroperasi, https://bangka.tribunnews.com/2020/02/17/timah-mulai-diperoleh-dan-diekspor-pt-bukit-timah-sudah-empat-tahun-tak-beroperasi?page=2. Penulis: Suhardi Wiranata Editor: nurhayati
PT PLN (Persero) siap memasok listrik untuk mendukung operasional pabrik pengolahan dan pemurnian atau (smelter) feronikel milik PT Aneka Tambang Tbk (Antam) di Halmahera Timur, Maluku Utara. Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengatakan, PLN siap memasok kebutuhan listrik Antam sebesar 75 Megawatt (MW) selama 30 tahun ke depan.
PT PLN (Persero) berkomitmen akan menyuplai listrik sebesar 75 megawatt (MW) ke pabrik pengolahan dan pemurnian feronikel atau smelter milik PT Aneka Tambang (Antam) di Halmahera Timur, Maluku Utara.
PT PLN (Persero) akan menjadi pemasok listrik untuk mendukung operasional pabrik pengolahan dan pemurnian atau (smelter) feronikel milik PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) yang berada di Halmahera Timur, Maluku Utara.