JAKARTA - PT Timah (Persero) Tbk mencatatkan kinerja perusahaan yang kurang baik selama 2019. Sebab, perseroan mengalami rugi bersih sebesar Rp611,28 miliar.
Dalam upaya memperbaiki kinerja 2020, manajemen perseroan melakukan sejumlah upaya berbasis efisiensi. Langkah ini dilakukan untuk mendukung kinerja keuangan perseroan.
Baca juga: PT Timah Rombak Direksi dan Komisaris, Alfan Baharuddin Jadi Komut
"TINS juga terus menjaga kesehatan posisi keuangan sekaligus mengurangi beban bunga sebagai upaya mengoptimalkan arus kas," tulis keterangan resmi, Kamis (11/6/2020).
Selama kuartal I 2020, misalnya, Perusahaan telah secara bertahap melakukan de‐leveraging dengan mengurangi posisi utang berbunga di samping re‐profiling utang bank. Hal ini meliputi baik dari jenis mata uang hingga jadwal pelunasan.
TINS juga berupaya untuk mengejar efisiensi biaya di semua lini produksi untuk menekan beban produksi dan beban usaha Perusahaan. Beban bahan baku, misalnya, telah dicapai kesepakatan dengan pihak ketiga untuk kompensasi yang lebih ekonomis, seiring juga telah dilakukan efisiensi di beberapa lini operasi dan produksi.
Untuk menjaga kesinambungan usaha dan antisipasi persaingan bisnis pertimahan di masa mendatang. TINS bakal tetap melakukan ekspor logam timah dan saat ini sedang menyiapkan smelter baru dengan teknologi ausmelt yang lebih efisien dari sisi biaya produksi dan proses pengolahannya.
PT PLN (Persero) siap memasok listrik untuk mendukung operasional pabrik pengolahan dan pemurnian atau (smelter) feronikel milik PT Aneka Tambang Tbk (Antam) di Halmahera Timur, Maluku Utara. Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengatakan, PLN siap memasok kebutuhan listrik Antam sebesar 75 Megawatt (MW) selama 30 tahun ke depan.
PT PLN (Persero) berkomitmen akan menyuplai listrik sebesar 75 megawatt (MW) ke pabrik pengolahan dan pemurnian feronikel atau smelter milik PT Aneka Tambang (Antam) di Halmahera Timur, Maluku Utara.
PT PLN (Persero) akan menjadi pemasok listrik untuk mendukung operasional pabrik pengolahan dan pemurnian atau (smelter) feronikel milik PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) yang berada di Halmahera Timur, Maluku Utara.