Jakarta: Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan pembangunan Provinsi Kalimantan Utara (Kaltara) masih terus dimatangkan. Tiongkok disebut makin serius untuk mengembangkan provinsi termuda di Indonesia tersebut.
"Rencana pembangunan masih terus berjalan. Tiongkok makin serius untuk berinvestasi," ucap Luhut di kantornya, Jakarta, Senin,27 November 2017.
Menurutnya, Tiongkok berencana membangun pembangunan pembangkit listrik tenaga air (PLTA) dengan total potensi kapasitas 9.000 megawatt (mw). Pembangunan akan dilakukan oleh PT Kayan Hydro Energy dan Tsingshan Group.
Selain itu, sebut Luhut, Tiongkok juga berniat untuk membangun fasilitas pengolahan dan pemurnian (smelter), dan pelabuhan. Nantinya, pembangunan proyek-proyek tersebut akan terintegrasi dengan pembangunan kawasan industri.
"Mereka akan bangun tiga komponen besar itu," cetus Luhut.
Namun, Luhut belum bisa memastikan jumlah pembiayaan yang akan digelontorkan Tiongkok. Rencananya, China Development Bank (CDB) akan memberikan pembiayaan untuk pembangunan di Kaltara.
"Itu masih dihitung oleh pihak CDB. Hingga saat ini, perkembangan pembangunan masih sesuai rencana," imbuh Luhut.
PT PLN (Persero) siap memasok listrik untuk mendukung operasional pabrik pengolahan dan pemurnian atau (smelter) feronikel milik PT Aneka Tambang Tbk (Antam) di Halmahera Timur, Maluku Utara. Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengatakan, PLN siap memasok kebutuhan listrik Antam sebesar 75 Megawatt (MW) selama 30 tahun ke depan.
PT PLN (Persero) berkomitmen akan menyuplai listrik sebesar 75 megawatt (MW) ke pabrik pengolahan dan pemurnian feronikel atau smelter milik PT Aneka Tambang (Antam) di Halmahera Timur, Maluku Utara.
PT PLN (Persero) akan menjadi pemasok listrik untuk mendukung operasional pabrik pengolahan dan pemurnian atau (smelter) feronikel milik PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) yang berada di Halmahera Timur, Maluku Utara.