Triliunan, Uang yang Diboyong TKA China dari RI Tiap Tahun
Jakarta, CNBC Indonesia - Baru-baru ini sebanyak 325 Tenaga Kerja Asing (TKA) asal China masuk ke wilayah Pulau Bintan, Kepulauan Riau (Kepri). TKA China itu merupakan tenaga ahli konstruksi yang akan bekerja di PT Bintan Alumina Indonesia (BAI), Galang Batang. Sebelumnya sebanyak 500 TKA China juga masuk Sulawesi untuk keperluan industri smelter.
TKA China memang masih mendominasi di Indonesia. Hingga Mei 2020 dari total 98.902 TKA di Indonesia, TKA China masih mendominasi sebanyak 35.781 pekerja atau 36,17%.
Persoalan TKA termasuk dari China memang hal yang sensitif di tengah gelombang PHK yang melanda Indonesia kala pandemi covid-19. Para TKA ini mendapat benefit dengan bekerja di Indonesia, termasuk uang remitansi yang mereka bawa ke negaranya.Catatan Bank Indonesia (BI), remitansi pekerja dari China dalam beberapa tahun terakhir ada tren meningkat, pada 2013 masih US$ 168 juta, lalu melonjak pada 2017 menjadi US$ 221 juta, lalu 2018 agak turun menjadi US$ 219 juta, pada 2019 agak turun lagi jadi US$ 213 juta atau Rp 3,1 triliun (kurs Rp 14.600). Hingga kuartal I-2020 tercatat US$ 50 juta atau sekitar Rp 730 miliar.
PT PLN (Persero) siap memasok listrik untuk mendukung operasional pabrik pengolahan dan pemurnian atau (smelter) feronikel milik PT Aneka Tambang Tbk (Antam) di Halmahera Timur, Maluku Utara. Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengatakan, PLN siap memasok kebutuhan listrik Antam sebesar 75 Megawatt (MW) selama 30 tahun ke depan.
PT PLN (Persero) berkomitmen akan menyuplai listrik sebesar 75 megawatt (MW) ke pabrik pengolahan dan pemurnian feronikel atau smelter milik PT Aneka Tambang (Antam) di Halmahera Timur, Maluku Utara.
PT PLN (Persero) akan menjadi pemasok listrik untuk mendukung operasional pabrik pengolahan dan pemurnian atau (smelter) feronikel milik PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) yang berada di Halmahera Timur, Maluku Utara.