JAKARTA – Tujuh perusahaan baja lokal dan asing menginvestasikan dana US$ 4,7 miliar untuk membangun pabrik baru. Mereka adalah Shandong Xinhai Technology Co, Tsingshan, Dexin Steel, PT Sunrise Surabaya, PT Gunung Garuda Bekasi, PT Delco Prima, dan PT Tjakrindo Mas Steel Industry.
Ketujuh perusahaan itu masuk industri baja hulu hingga hilir. Perinciannya, Shandong berniat membangun pabrik baja nirkarat (stainless steel/SS) di Konawe, Sulawesi Tenggara, berkapasitas 1 juta ton per tahun. Nilai investasi mencapai US$ 2 miliar.
Pemain Tiongkok lainnya, Tsingshan Group, mendirikan perusahaan bernama PT Tsingshan Steel Indonesia (TSI) untuk membangun pabrik nickel pig iron (NPI) dan pig iron masing-masing berkapasitas 507 ribu ton dan 700 ribu ton di kawasan industri (KI) Morowali, Sulawesi Tengah. Nilai investasinya mencapai US$ 118 juta.
Selanjutnya, Dexin melalui PT Dexin Steel membangun pabrik baja karbon berkapasitas 3 juta ton per tahun di Morowali, dengan investasi US$ 750 juta. Dua proyek ini sedang dalam fase konstruksi. Empat pemain baja lokal tak mau ketinggalan.
Berdasarkan data Asosiasi Industri Besi dan Baja Indonesia (The Indonesian Iron and Steel Association/IISIA), Sunrise Surabaya membangun pabrik baja lapis lembaran (galvanizing coated sheet) berkapasitas 140 ribu ton per tahun, sedangkan Gunung Garuda Bekasi membangun pabrik besi blast furnace (BF) berkapasitas 1 juta ton dan cold rolling mill (CRM) 200 ribu ton per tahun.
Selanjutnya, Delco Prima membangun pabrik baja tulangan beton (rebar) berkapasitas 300 ribu ton per tahun dan Tjakrindo mendirikan pabrik CRM berkapasitas 250 ribu ton per tahun. Nilai investasi pembangunan pabrik baja rata-rata mencapaii US$ 100 juta per 100 ribu ton. Dengan demikian, total investasi empat pabrikan baja lokal sekitar US$ 1,89 miliar. (bersambung)
Baca selanjutnya di http://id.beritasatu.com/tradeandservices/prospek-subsektor-industri-logam-sangat-menjanjikan/173114
PT PLN (Persero) siap memasok listrik untuk mendukung operasional pabrik pengolahan dan pemurnian atau (smelter) feronikel milik PT Aneka Tambang Tbk (Antam) di Halmahera Timur, Maluku Utara. Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengatakan, PLN siap memasok kebutuhan listrik Antam sebesar 75 Megawatt (MW) selama 30 tahun ke depan.
PT PLN (Persero) berkomitmen akan menyuplai listrik sebesar 75 megawatt (MW) ke pabrik pengolahan dan pemurnian feronikel atau smelter milik PT Aneka Tambang (Antam) di Halmahera Timur, Maluku Utara.
PT PLN (Persero) akan menjadi pemasok listrik untuk mendukung operasional pabrik pengolahan dan pemurnian atau (smelter) feronikel milik PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) yang berada di Halmahera Timur, Maluku Utara.