Tumbuh Melambat, Realisasi Investasi Kuartal II-2018 Capai Rp176,3 Triliun
JAKARTA - Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) melaporkan angka realisasi investasi di sepanjang kuartal II-2018.
Dalam laporannya tersebut, Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) dan Penanaman Modal Asing (PMA) pada kuartal pertama tahun 2018 mencapai angka sebesar Rp176,3 triliun, angka tersebut naik lambat jika dibandingkan dengan periode sebelumnya tahun 2017 sebesar 3,1% yang hanya sebesar Rp170,9 triliun. Sedangkan realisasi investasi selama semester I-2017 mencapai angka Rp361,6 triliun.
Kepala BKPM Thomas Lembong mengatakan, pada kuartal II ini dan semester I-2018 diakuinya mengalami perlambatan investasi. Bahkan perlambat investasi juga ditegaskan lewat data yang diluncurkan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) beberapa waktu lalu.
"Tren sangat penting ada perlambatan investasi. Ada perlambatan sektor investasi di triwulan II sudah keliatan dari angka statistik ekonomi oleh BPS. Hari ini kita bisa share mendalami tren perlambatan investasi tersebut," ujarnya dalam acara konferensi pers realisasi investasi Triwulan II-2018 di Kantor Pusat BKPM, Jakarta, Selasa (14/8/2018).
Selama triwulan kedua 2018, realisasi PMDN mencapai Rp80,6 triliun atau naik 32,1% dari tahun sebelumnya (year on year/yoy) dari sebelumnya Rp61,0triliun. Sedangkan PMA mencapai Rp95,7 triliun, turun 12,9% dari tahun sebelumnya yang hanya Rp109,9 triliun.
Dari realisasi investasi sebesar Rp176,3 triliun, berdasarkan 5 besar lokasi proyek antara lain DKI Jakarta sebesar Rp29,9 triliun, (16,9%), Jawa Barat Rp22 triliun (12,6%), Jawa Timur Rp16,0 triliun (9,1%), Banten Rp14,4 triliun (8,2%) dan Kalimantan Timur Rp13,8 triliun (7,8%).
Sementara berdasarkan sektor usaha, 5 besar realisasi investasi adalah: pertambangan Rp28,2 triliun (16,0%), Transportasi, Gudang, dan Telekomunikasi sebesar Rp25,6 triliun (7,8%), Listrik, Gas dan Air sebesar Rp20,8triliun (11,8%), Industri Makanan Rp17,2 triliun (9,8%) dan Perumahan, Kawasan Industri dan Perkantoran Rp15,8 triliun (8,9%).
Sedangkan realisasi investasi PMA berdasarkan 5 besar asal negara adalah Singapura sebesar USD2,4 miliar (33,5%), Jepang sebesar USD1 miliar (14,4),China sebesar USD700 juta (9,4%) dan Hong Kong sebesar USD 600 juta (8,2%) dan Malaysia USD400 juta (5,3%).
Sementara itu, Deputi Bidang Pengendalian Pelaksanaan Penanaman Modal (BKPM) Azhar Lubis mengatakan, realisasi investasi pada tahun ini sebenernya juga mengalami kenaikan jika dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Hanya saja kenaikannya ini cukup melambat.
"Pertumbuhan investasi baik triwulan kedua maupun semester I-2018 naik tapi terjadi perlambatan. Jadi kalo nominal naik cuma tadi perlambatan," ujarnya.
Berdasarkan data yang ia miliki misalnya, pada triwulan II tahun ini hanya tumbuh 3,1% dibandingkan tahun lalu. Padahal realisasi triwulan II 2017 tumbuh 12,7%.
"Kalau kita liat angka angkanya pada triwulan pertama tahun kemarin, triwulan kedua 2017, dibandingkan 2016 naiknya 12,7%," ucapnya.
PT PLN (Persero) siap memasok listrik untuk mendukung operasional pabrik pengolahan dan pemurnian atau (smelter) feronikel milik PT Aneka Tambang Tbk (Antam) di Halmahera Timur, Maluku Utara. Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengatakan, PLN siap memasok kebutuhan listrik Antam sebesar 75 Megawatt (MW) selama 30 tahun ke depan.
PT PLN (Persero) berkomitmen akan menyuplai listrik sebesar 75 megawatt (MW) ke pabrik pengolahan dan pemurnian feronikel atau smelter milik PT Aneka Tambang (Antam) di Halmahera Timur, Maluku Utara.
PT PLN (Persero) akan menjadi pemasok listrik untuk mendukung operasional pabrik pengolahan dan pemurnian atau (smelter) feronikel milik PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) yang berada di Halmahera Timur, Maluku Utara.