Upaya Pemerintah Percepat Pengembangan Kawasan Industri di Kaltara
Pemerintah akan melakukan perencanaan terintegrasi dalam pengembangan kawasan industri prioritas dan pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) di wilayah Kalimantan Utara (Kaltara). Ini merupakan salah satu upaya untuk mempercepat pembangunan kawasan industri dan pembangkit listrik tersebut.
"Kami bersepakat perlu adanya perencanaan nasional yang terintegrasi," kata Gubernur Kalimantan Utara, Irianto Lambrie di Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman, Jakarta, Senin (17/7).
Irianto mengatakan perencanaan terintegrasi akan dilakukan terhadap kebijakan, baik pada sektor fiskal, pajak, dan bea masuk di tingkat nasional dan daerah. Kurangnya keselerasan atas kebijakan di tingkat nasional dan daerah selama ini, kerap menghambat investasi.
Hal tersebut lantas berpotensi mengurangi daya saing Indonesia dalam pengembangan industri. Pasalnya harga jual komoditas yang diproduksi di dalam negeri tidak bisa kompetitif dengan produk luar negeri.
Dengan adanya perencanaan integrasi tersebut, Irianto berharap proyek kawasan industri di daerahnya bisa terealisasi sebelum 2019. Sementara, Menteri Perindustrian Airlangga Hartanto berharap perencanaan terintegrasi dapat mempercepat proses pengembangan potensi industri di Kaltara.
Saat ini, telah ada beberapa investor dari China, Kanada, Korea Selatan, dan Malaysia yang berminat menggarap proyek tersebut. "Investor yang berminat salah satunya yang juga menggarap proyek di Morowali, Sulawesi Tengah," kata Airlangga.
Pengembangan pembangunan kawasan industri di Kaltara rencananya dilakukan di dua lokasi, yakni Tanah Kuning dan Mangku Padi. Airlangga menyebutkan, kawasan yang ditawarkan kepada investor seluas 10 ribu hektar. Kawasan tersebut berpotensi menjadi pusat pengembangan industri pengolahan mineral, kelapa sawit, kakao, dan perikanan.
Adapun, kesempatan investasi diberikan untuk proyek PLTA 7.080 megawatt (MW), industrial park tahap pertama seluas 4.000 hektar, zona smelter alumina dan industri aluminium seluas 100 hektar, dan kawasan perumahan terintegrasi seluas 200 hektar.
Pembangunan kawasan tersebut diperkirakan menghabiskan investasi sebesar Rp 21 triliun. Sementara, PLTA yang rencananya akan dibangun di Kecamatan Long Peso, Kabupaten Bulungan, Kaltara, nilai investasinya mencapai Rp 170 triliun.
PT PLN (Persero) siap memasok listrik untuk mendukung operasional pabrik pengolahan dan pemurnian atau (smelter) feronikel milik PT Aneka Tambang Tbk (Antam) di Halmahera Timur, Maluku Utara. Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengatakan, PLN siap memasok kebutuhan listrik Antam sebesar 75 Megawatt (MW) selama 30 tahun ke depan.
PT PLN (Persero) berkomitmen akan menyuplai listrik sebesar 75 megawatt (MW) ke pabrik pengolahan dan pemurnian feronikel atau smelter milik PT Aneka Tambang (Antam) di Halmahera Timur, Maluku Utara.
PT PLN (Persero) akan menjadi pemasok listrik untuk mendukung operasional pabrik pengolahan dan pemurnian atau (smelter) feronikel milik PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) yang berada di Halmahera Timur, Maluku Utara.