JAKARTA. Penghetian operasional dari pabrik smelter nickel pig iron milik PT Indoferro ikut berdampak pada para debitur. Termasuk salah satunya Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) atau yang biasa disebut Indonesia Eximbank.
Akibat berhenti beroperasi, ada rumor aset-aset dari Indoferro telah diserahkan kepada para debitur dan bakal dijual. Namun sumber di Eximbank menyebut tidak ada penyerahan aset Indoferro kepada Eximbank. Langkah restrukturisasi disebutnya bakal ditempuh.
Menurut sumber tersebut, Eximbank dan sejumlah debitur lain akan membicarakan soal restrukturisasi utang Indoferro. Termasuk peluang untuk masuknya investor baru. "Nantinya diharapkan pabrik tersebut bisa berjalan lagi," kata sumber tersebut, Senin (24/7).
Namun ia masih belum bisa mengungkapkan detail dari rencana tersebut. Termasuk soal nilai kredit yang kini bermasalah di Indoferro. Dia bilang Eximbank bukan leader dari pinjaman sindikasi yang mengucur ke perusahaan tersebut.
Sekadar informasi, Indoferro sudah tidak lagi beroperasi sejak 20 Juli 2017 kemarin. Saat ini Indoferro juga sedang melakukan pemutusan hubungan kerja dengan 1.000 karyawannya.
PT PLN (Persero) siap memasok listrik untuk mendukung operasional pabrik pengolahan dan pemurnian atau (smelter) feronikel milik PT Aneka Tambang Tbk (Antam) di Halmahera Timur, Maluku Utara. Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengatakan, PLN siap memasok kebutuhan listrik Antam sebesar 75 Megawatt (MW) selama 30 tahun ke depan.
PT PLN (Persero) berkomitmen akan menyuplai listrik sebesar 75 megawatt (MW) ke pabrik pengolahan dan pemurnian feronikel atau smelter milik PT Aneka Tambang (Antam) di Halmahera Timur, Maluku Utara.
PT PLN (Persero) akan menjadi pemasok listrik untuk mendukung operasional pabrik pengolahan dan pemurnian atau (smelter) feronikel milik PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) yang berada di Halmahera Timur, Maluku Utara.