PT Vale Indonesia Tbk (INCO) berniat melanjutkan rencana pembangunan dua pabrik pengolahan mineral atau smelter, yakni di Pomalaa dan Bahodopi. Vale mencari mitra untuk mengerjakan 2 proyek smelter itu.
“Penting bagi perusahaan serius mengurus rencana pembangunan smelter di Pomalaa dan Bahodopi. Saat ini kami tengah proses seleksi untuk gandeng partner untuk mengembangkan 2 smelter itu. Karena bangun smelter itu butuh biaya yang banyak,” ungkap Vice President PT Vale Indonesia Tbk, Bernardus Irmanto, saat ditemui di Sorowako, Sulawesi Selatan, Rabu (4/7).
Menurut Bernadus, perusahaan menargetkan dapat memperoleh partner yang tepat di akhir tahun ini. Tujuannya agar rencana pembangunan smelter tersebut lebih jelas sehingga dapat dilakukan feasibility study (FS).
Semakin cepat perusahaan menemukan partner maka akan semakin baik. Sebab hal tersebut berpengaruh pada kesempatan Vale untuk memperpanjang Kontrak Karya (KK) di Pomalaa dan Bahodopi.
“Kami berharap bisa terlaksana dengan secepat mungkin. Taruhannya perpanjangan KK. Kalau gagal, kemungkinan perpanjangan dua area itu semakin kecil. Taruhannya engga main-main ini,” ujarnya.
Bernadus tidak menampik bahwa dalam proses perencanaan pembangunan smelter tersebut terdapat berbagai kendala dan hal yang harus dipertimbangkan. Termasuk pemilihan teknologi dan sumber energi yang tepat. Saat ini Bernadus belum mengetahui sumber energi yang nantinya akan dipakai untuk smelter Pomalaa dan Bahodopi.
“Itu masih kami review. Karena kalau pakai PLTA sama seperti di sini, kayaknya enggak mungkin karena di sana tidak ada aliran sungai yang bisa dibendung. Nanti masih akan dikaji,” ujarnya.
Opsi lain menurut Bernadus adalah menggunakan tenaga surya atau batu bara. Hanya saja Bernadus menyadari jika menggunakan sumber energi batubara maka emisi karbon juga harus dipertimbangkan. “Tenaga surya juga bisa jadi. Nanti lihat mana yang lebih memungkinkan,” tutupnya.
PT PLN (Persero) siap memasok listrik untuk mendukung operasional pabrik pengolahan dan pemurnian atau (smelter) feronikel milik PT Aneka Tambang Tbk (Antam) di Halmahera Timur, Maluku Utara. Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengatakan, PLN siap memasok kebutuhan listrik Antam sebesar 75 Megawatt (MW) selama 30 tahun ke depan.
PT PLN (Persero) berkomitmen akan menyuplai listrik sebesar 75 megawatt (MW) ke pabrik pengolahan dan pemurnian feronikel atau smelter milik PT Aneka Tambang (Antam) di Halmahera Timur, Maluku Utara.
PT PLN (Persero) akan menjadi pemasok listrik untuk mendukung operasional pabrik pengolahan dan pemurnian atau (smelter) feronikel milik PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) yang berada di Halmahera Timur, Maluku Utara.