a a a a a
News Update Vale Gagal Dapat Mitra Bangun Smelter Di Sulawesi
News

Vale Gagal Dapat Mitra Bangun Smelter Di Sulawesi

Vale Gagal Dapat Mitra Bangun Smelter Di Sulawesi
PT Vale Indonesia Tbk. menyatakan gagal menemukan mitra untuk membangun pabrik pengolahan dan pemurnian mineral (smelter) Pomala dan Bahodopi di Sulawesi. Alasannya, harga nikel yang semakin terpuruk setelah pemerintah menerbitkan aturan yang memperbolehkan ekspor bijih nikel pada awal tahun 2017.

Presiden Direktur Vale Indonesia Nico Kanter menjelaskan pemerintah telah menerbitkan Peraturan Pemerintah Nomor 1 Tahun 2017 tentang Pelaksanaan kegiatan Usaha Pertambangan Mineral dan Batubara dan didukung oleh Peraturan Menteri ESDM Nomor 6 Tahun 2017. Kedua, aturan ini pada intinya memperbolehkan ekspor bijih nikel dengan kadar kurang dari 1,7 persen.

Aturan relaksasi ekspor bijih nikel ini, telah mengurangi insentif pembangunan smelter di dalam negeri. Karena bisa membuka pasokan bijih mentah, terutama untuk smelter di Tiongkok. Hal ini yang menjadi penyebab sulitnya perusahaan berkode saham INCO menemukan mitra membangun smelter khususnya di Pomalaa dan Bahodopi.

"Jadi, kami juga masih menunda (pembentukan usaha patungan atau Joint Venture/JV). Ya kami lihat saja bagaimana nanti kalau ada perbaikan," ujarnya saat konferensi pers, di Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Senin (7/8). (Baca: Tak Segera Bangun Smelter, Jonan Ancam Cabut Izin Ekspor Freeport)

Niko mengaku pihaknya sangat menyayangkan adanya relaksasi izin ekspor mineral mentah ini khususnya bijih nikel. Padahal, sejak dilarangnya ekspor bijih nikel, telah terdapat komitmen investasi sebesar US$ 6 miliar sampai dengan akhir tahun lalu. Aturan ini pun dinilai tidak sejalan dengan visi pemerintah untuk menciptakan nilai tambah pertambangan dalam negeri.

Selain itu, adanya aturan ini juga menyebabkan harga jual nikel kembali terpuruk. Sebelum, diterbitkannya aturan tersebut, para analis internasional memprediksi harga nikel pada tahun 2017 sekitar US$ 11.000 per ton sampai US$ 12.000 per ton. Namun setelah aturan tersebut terbit, para analis tersebut merevisi prediksi harga nikel tahun 2017 menjadi sekitar US$ 9.800 sampai US$ 10.300 per ton.

Menurut Niko, kondisi ini membuat kinerja keuangan Vale Indonesia terpuruk. Tercatat, pada semester I-2017, perusahaan mengalami rugi sebesar US$ 21,47 juta. Meski kondisi makro ekonomi Tiongkok membaik, tetapi tidak serta merta membuat kenaikan harga bijih nikel ini menjadi signifikan.

Akhirnya, Vale pun mengurangi pengeluaran belanja modalnya di kuartal II tahun ini. Pada kuartal I-2017, total belanja modal yang dikeluarkan perusahaan mencapai US$ 18,8 juta, kemudian berkurang 36,7% menjadi US$ 11,9 pada kuartal II-2017.

Sampai dengan saat ini, pemerintah telah menerbitkan izin ekspor sebanyak 8 juta ton. Walaupun, realisasi ekspor saat ini masih cukup rendah, tetapi kondisi pasar tetap memperhitungkan suplai bijih nikel ke pasar dunia. Sebanyak 8 juta ton izin ekspor ini diterbitkan dalam kurun waktu 7 bulan. Niko pun khawatir akan ada tambahan jumlah izin ekspor yang akan di keluarkan pemerintah.

Latest News

PLN Siap Pasok Smelter Antam Hingga 30 Tahun PLN Siap Pasok Smelter Antam Hingga 30 Tahun
PT PLN (Persero) siap memasok listrik untuk mendukung operasional pabrik pengolahan dan pemurnian atau (smelter) feronikel milik PT Aneka Tambang Tbk (Antam) di Halmahera Timur, Maluku Utara. Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengatakan, PLN siap memasok kebutuhan listrik Antam sebesar 75 Megawatt (MW) selama 30 tahun ke depan.
PLN Pasok Listrik ke Pabrik Smelter Antam Selama 30 Tahun ke DepanPLN Pasok Listrik ke Pabrik Smelter Antam Selama 30 Tahun ke Depan
PT PLN (Persero) berkomitmen akan menyuplai listrik sebesar 75 megawatt (MW) ke pabrik pengolahan dan pemurnian feronikel atau smelter milik PT Aneka Tambang (Antam) di Halmahera Timur, Maluku Utara.
Smelter Feronikel Baru Antam ANTM di Halmahera Timur Bakal Dipasok Listrik dari PLNSmelter Feronikel Baru Antam (ANTM) di Halmahera Timur Bakal Dipasok Listrik dari PLN
PT PLN (Persero) akan menjadi pemasok listrik untuk mendukung operasional pabrik pengolahan dan pemurnian atau (smelter) feronikel milik PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) yang berada di Halmahera Timur, Maluku Utara.
Member PT Hengtai Yuan
Member PT Indotama Ferro Alloys
Member PT Smelting
Member PT Bintang Smelter Indonesia
Member PT Meratus Jaya Iron  Steel
Member PT Cahaya Modern Metal Industri
Member PT Delta Prima Steel
Member PT karyatama Konawe Utara
Member PT Refined Bangka Tin
Member PT Central Omega Resources Indonesia
Member PT Kasmaji Inti Utama
Member PT Monokem Surya
Member PT Tinindo Internusa
Member PT Macika Mineral Industri
Member PT Indra Eramulti Logam Industri
Member PT Indonesia Weda Bay Industrial Park
Member PT AMMAN MINERAL INDUSTRI AMIN
Bersama Kita Membangun Kemajuan Industri Smelter Nasional
Switch to Desktop Version
Copyright © 2015 - AP3I.or.id All Rights Reserved.
Jasa Pembuatan Website by IKT