Virus Corona Juga Ganggu Pembangunan Smelter di Indonesia
Bisnis.com, JAKARTA - Virus Corona (Covid-19) yang masih merebak di sejumlah negara dikhawatirkan akan berdampak pada penyelesaikan pembangunan fasilitas pemurnian atau hilirisasi smelter.
Direktur Jenderal Mineral dan Batu Bara Kementerian ESDM Bambang Gatot Ariyono mengatakan virus corona yang belum mereda akan berdampak pada progress pembangunan smelter di Indonesia, sehingga akan terjadi kemunduran target penyelesaian.
"Success ratio-nya berkurang bisa jadi. Mundur selesainya, enggak jadi 2022," ujarnya, Selasa (10/3/2020).
Hal itu dikarenakan tenaga kerja untuk membangun smelter ini berasal dari China. Selain itu, kemunduran rencana penyelesaian juga dikarenakan akibat kondisi ekonomi yang melambat.
"Iya karena virus corona dan juga karena pertumbuhan ekonomi dunia," kata Bambang.
Kendati demikian, pihaknya belum dapat membeberkan lebih lanjut berapa jumlah smelter yang akan mundur target penyelesaian pembangunannya. Pemerintah tengah mengkaji smelter mana saja yang terkena dampaknya saat ini.
Untuk diketahui, pada 2022 akan ada 52 smelter yang akan selesai pembangunannya dan juga beroperasi. Dari 52 smelter tersebut, saat ini terdapat 17 yang sudah beroperasi, sedangkan sisanya 35 smelter masih dalam proses pembangunan.
PT PLN (Persero) siap memasok listrik untuk mendukung operasional pabrik pengolahan dan pemurnian atau (smelter) feronikel milik PT Aneka Tambang Tbk (Antam) di Halmahera Timur, Maluku Utara. Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengatakan, PLN siap memasok kebutuhan listrik Antam sebesar 75 Megawatt (MW) selama 30 tahun ke depan.
PT PLN (Persero) berkomitmen akan menyuplai listrik sebesar 75 megawatt (MW) ke pabrik pengolahan dan pemurnian feronikel atau smelter milik PT Aneka Tambang (Antam) di Halmahera Timur, Maluku Utara.
PT PLN (Persero) akan menjadi pemasok listrik untuk mendukung operasional pabrik pengolahan dan pemurnian atau (smelter) feronikel milik PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) yang berada di Halmahera Timur, Maluku Utara.