Wabah virus corona berpotensi ganggu jadwal proyek pembangkit listrik
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) memperkirakan sejumlah proyek listrik terancam molor akibat merebaknya virus corona di China dan sejumlah negara.
Hal ini diutarakan langsung oleh Menteri ESDM Arifin Tasrif saat ditemui di kantornya pada Jumat (6/3) siang. Arifin menjelaskan, keterlambatan berpotensi terjadi akibat terhambatnya pasokan dan bahan baku komponen pembangkit. "Karena kan misalnya pembangkit-pembangkit itu masuk alat-alatnya dipasok dari mana (Cina juga kan), sparepart, fabrikasi, komponen utama juga," terang Arifin.
Kendati demikian, ia belum mau merinci berapa banyak proyek yang kemungkinan besar akan terdampak dari wabah corona. Selain terlambatnya proyek, ia juga menyebutkan adanya potensi penurunan konsumsi listrik di tahun ini.
Asal tahu saja, dalam pelaksanaan megaproyek 35.000 MW pemerintah menggunakan asumsi pertumbuhan konsumsi listrik sebesar 6,5%. Namun realisasi konsumsi listrik justru berada pada kisaran 4%.
Hal ini lantas membuat pemerintah merevisi target megaproyek tersebut yang semula dijadwalkan rampung pada 2025 justru mundur hingga 2029 mendatang. "(Konsumsi listrik) kemungkinan bisa lebih rendah, tapi tahun ini masih berjalan," jelas Arifin.
Sebelumnya, Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian ESDM Rida Mulyana bilang di tengah ketidakpastian kondisi ekonomi seperti saat ini, pemerintah menyadari bahwa PLN juga ikut terbebani. Hal itu terlihat dari pertumbuhan listrik yang meleset dari target. "PLN ada di tengah-tengah, tahun kemarin lesu. target (pertumbuhan) 6,3%, tapi faktanya malah 4,55%, kontraksi," kata Rida.
Untuk itu, pemerintah pun ikut melakukan evaluasi, termasuk dengan memfasilitasi PLN untuk membuka peluang penambahan pelanggan baru. Antara lain dengan segmen industri smelter, Kawasan Ekonomi Khusus (KEK), kawasan industri dan pariwisata prioritas, serta kebutuhan listrik bagi sejumlah BUMN.
Pasalnya, efek corona saat ini juga ikut berimbas pada konsumsi listrik. "Di Januari (pertumbuhan) di bawah 4%, mungkin juga ada efek Corona, kita belum tahu ke depannya seperti apa," ungkapnya.
PT PLN (Persero) siap memasok listrik untuk mendukung operasional pabrik pengolahan dan pemurnian atau (smelter) feronikel milik PT Aneka Tambang Tbk (Antam) di Halmahera Timur, Maluku Utara. Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengatakan, PLN siap memasok kebutuhan listrik Antam sebesar 75 Megawatt (MW) selama 30 tahun ke depan.
PT PLN (Persero) berkomitmen akan menyuplai listrik sebesar 75 megawatt (MW) ke pabrik pengolahan dan pemurnian feronikel atau smelter milik PT Aneka Tambang (Antam) di Halmahera Timur, Maluku Utara.
PT PLN (Persero) akan menjadi pemasok listrik untuk mendukung operasional pabrik pengolahan dan pemurnian atau (smelter) feronikel milik PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) yang berada di Halmahera Timur, Maluku Utara.