Waket Komisi IV DPR Papua tolak wacana pembangunan smelter PTFI di luar Papua
Makassar, Jubi – Wakil Ketua atau Waket Komisi IV DPR Papua yang membidangi pertambangan dan Sumber Daya Alam, Thomas Sondegau menyatakan menolak wacana pembangunan smelter PT Freeport Indonesia atau PTFI di luar Papua.
Pernyataan itu disampaikan Thomas Sondegau, sebagai respons terhadap pernyataan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan.
“Kami di DPR Papua, khususnya saya sebagai Wakil Ketua Komisi IV menolak pembangunan smelter di Maluku. PT Freeport Indonesia ini beroperasi di Papua, sehingga smelternya juga mesti dibangun di Papua,” kata Thomas Sondegau melalui panggilan teleponnya, Jumat (12/6/2020).
Menurut Thomas Sondegau, pembangunan smelter di Papua juga merupakan keinginan berbagai pihak di Papua dan masyarakat Papua.
Dibangunnya smelter PT Freeport Indonesia di Papua dinilai dapat berdampak positif dalam sektor perekonomian Papua, dan Pendapatan Asli Daerah atau PAD Provinsi Papua dan membuka lapangan pekerjaan untuk masyarakat Papua.
“Saya pikir tidak ada alasan [mewacanakan] pembangunan smelter di luar Papua. Apalagi jika wacana itu dimunculkan sebelum terlebih dahulu dilakukan berbagai kajian terhadap kelayaka pembangunan smelter di Papua,” ujarnya. Kamu mungkin suka Mgid Gadis ini hasilkan Rp30 juta sehari dengan metode simpel ini Nyeri sendi hilang! Lutut seperti remaja 18 tahun! Bacal Bagaimana cara memiliki jantung yang sehat dan umur panjang? Ingin hidup 100 tahun? Bersihkan pembuluh darah! Inilah caranya ;
Dilansir tempo.co, Menko Kemaritiman dan Investigasi, Luhut Binsar Pandjaitan beberapa hari lalu menyatakan akan meminta PT Freeport Indonesia membangun smelter di kawasan industri Weda Bay, Maluku Utara.
Menurut Luhut dengan adanya smelter, kawasan industri tersebut akan terintegrasi sehingga dapat meningkatkan nilai tambah produksi.
“Kita sekarang ingin bikin semua terintegrasi. Kalau enggak dibuat [terintegrasi], kita hanya bikinkan market untuk orang lain,” kata Luhut dalam diskusi bersama I’M GenZ melalui saluran virtual, Jumat (5/6/2020).
Katanya, kawasan industri Weda Bay kini sedang dikembangkan sebagai pusat pengolahan pemurnian bijih nikel yang akan menjadi bahan baku lithium baterai yang diprediksi akan sangat dibutuhkan pada masa mendatang untuk bahan bakar mobil listrik. (*)
PT PLN (Persero) siap memasok listrik untuk mendukung operasional pabrik pengolahan dan pemurnian atau (smelter) feronikel milik PT Aneka Tambang Tbk (Antam) di Halmahera Timur, Maluku Utara. Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengatakan, PLN siap memasok kebutuhan listrik Antam sebesar 75 Megawatt (MW) selama 30 tahun ke depan.
PT PLN (Persero) berkomitmen akan menyuplai listrik sebesar 75 megawatt (MW) ke pabrik pengolahan dan pemurnian feronikel atau smelter milik PT Aneka Tambang (Antam) di Halmahera Timur, Maluku Utara.
PT PLN (Persero) akan menjadi pemasok listrik untuk mendukung operasional pabrik pengolahan dan pemurnian atau (smelter) feronikel milik PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) yang berada di Halmahera Timur, Maluku Utara.