Wow! Produksi Nikel Vale Diprediksi Melebihi Target
Jakarta, CNBC Indonesia - PT Vale Indonesia Tbk (INCO), perusahaan nikel asal Brazil, menargetkan peningkatan produksi nikel matte pada tahun ini menjadi 73.000 ton, lebih tinggi dari target yang ditetapkan sebelumnya sebesar 71.000 ton.
Bernardus Irmanto, Direktur Keuangan Vale Indonesia, mengatakan proyeksi lebih tingginya produksi tahun ini dikarenakan perusahaan menunda pelaksanaan perawatan tanur listrik 4 ke kuartal dua 2021 dari rencana awal yang seharusnya akan dilakukan tahun ini.
"Karena kami putuskan tunda pelaksanaan rebuild tanur unit 4, salah satu projek yang kami rencanakan di tahun ini, maka kami akan produksi lebih tinggi, kisarannya di angka 73 kilo (73.000) ton," tuturnya dalam konferensi pers secara virtual pada Rabu (26/08/2020).
Meningkatnya produksi nikel matte perusahaan pada tahun ini, maka menurutnya ini berdampak pada peningkatan konsumsi energi pada smelter. Dia mengatakan, konsumsi batu bara berkisar 5,5-5,8 ton batu bara per ton nikel yang dihasilkan. Jadi, jika jumlah nikel yang diproduksi meningkat, maka ini akan berimbas pada peningkatan konsumsi batu bara untuk smelter perusahaan.
"Kalau rebuild tanur unit 4 ini ditunda dan dilakukan tahun depan, maka produksi tahun depan akan terdampak," ujarnya. Pilihan Redaksi
Sah! MIND ID Caplok 20% Saham Divestasi Vale Rp 5,5 T Mantap Jokowi, Ini Cerita 2 Tambang Raksasa Kembali ke NKRI
Pada semester I 2020 Vale memproduksi nikel matte 36.315 ton, naik 18,2% dari 30.711 ton pada semester I 2019. Sementara penjualan nikel matte sebesar 36.600 ton pada paruh pertama tahun ini, naik 18,7% dibandingkan 30.832 ton pada periode yang sama tahun lalu (Year on Year/ YoY).
Adapun harga rata-rata nikel matte sebesar US$ 9.815 per ton, naik tipis dibandingkan semester I 2019 yang sebesar US$ 9.479 per ton. Dengan faktor tersebut, perusahaan membukukan pendapatan sebesar US$ 360.4 juta, naik 23,3% dibandingkan US$ 292,2 juta pada periode yang sama tahun lalu. Perusahaan pun berhasil mencetak laba sebesar US$ 53 juta pada semester I ini dibandingkan rugi US$ 26,2 juta pada semester I 2019.
Meski di tengah pandemi Covid-19, perusahaan terus berusaha mencapai kinerja yang baik. Hal ini disampaikan CEO dan Presiden Direktur Vale Indonesia Nico Kanter.
"Kami menghargai kerja keras seluruh karyawan di PT Vale untuk mencapai hasil yang baik pada triwulan ini, meskipun harus fokus mengantisipasi kemungkinan dampak Covid-19 pada operasi kami," tutur Nico.
Dia mengatakan, perusahaan telah melakukan berbagai langkah untuk mengantisipasi dan mengurangi dampak potensial dari penyebaran Covid-19 terhadap operasi kami. Sementara kesehatan dan keselamatan tetap menjadi prioritas utama, menurutnya perusahaan berkomitmen untuk melanjutkan kegiatan-kegiatan produksi dan proyek sejauh mungkin.
"Dengan pencapaian ini, kami yakin dapat mempertahankan tingkat produksi kami pada 2020," kata Nico.
PT PLN (Persero) siap memasok listrik untuk mendukung operasional pabrik pengolahan dan pemurnian atau (smelter) feronikel milik PT Aneka Tambang Tbk (Antam) di Halmahera Timur, Maluku Utara. Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengatakan, PLN siap memasok kebutuhan listrik Antam sebesar 75 Megawatt (MW) selama 30 tahun ke depan.
PT PLN (Persero) berkomitmen akan menyuplai listrik sebesar 75 megawatt (MW) ke pabrik pengolahan dan pemurnian feronikel atau smelter milik PT Aneka Tambang (Antam) di Halmahera Timur, Maluku Utara.
PT PLN (Persero) akan menjadi pemasok listrik untuk mendukung operasional pabrik pengolahan dan pemurnian atau (smelter) feronikel milik PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) yang berada di Halmahera Timur, Maluku Utara.