REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Adaro Energy Tbk membeli 3,7 persen saham PT Cita Mineral Investindo Tbk (CITA) pada penutupan bursa Jumat (17/12) pekan lalu. Adaro yang merupakan perusahaan batubara mulai melirik potensi bisnis mineral melalui aksi korporasi tersebut.
Head Of Corporate Communication Adaro, Febriati Nadira menjelaskan Adaro memilih berinvestasi kepada saham CITA karena Perseroan berpendapat bahwa bisnis metallurgical grade bauxite dan smelter grade alumina merupakan bisnis yang menjanjikan dalam jangka panjang. Baca Juga
Mulai 2022, Perdagangan Saham di Thailand Dikenai Pajak Tip Anti Boncos Memulai Investasi Saham pada 2022 Saudi Telecom Company Daftarkan Saham Rp 45,9 Triliun
"Perusahaan melihat perbaikan perekonomian global dan peningkatan harga komoditas. Selain itu pembelian saham ini merupakan bagian dari diversifikasi aset non tambang Adaro," ujar Ira kepada Republika.co.id, Senin (20/12).
Aksi korporasi ini kata Ira juga berasal dari kas internal perusahaan. Ira menjelaskan Adaro saat ini memiliki posisi keuangan dan tingkat likuiditas yang cukup baik sehingga Perseroan memiliki fleksibilitas untuk melakukan investasi keuangan terukur pada instrumen yang memiliki tingkat profil risiko yang lebih tinggi.
"Investasi keuangan ini diharapkan dapat memberikan tingkat pengembalian yang baik," ujar Ira.
Torehan kinerja keuangan yang positif ini tercermin dari kuartal tiga tahun ini. Perusahaan bahkan bisa mengantongi laba sebesar 420,90 juta dolar AS. Pendapatan perusahaan yang tumbuh 31,44 persen.
Pendapatan perusahaan pada kuartal ketiga tahun ini mencapai 2,56 miliar dolar AS. Kondisi ini kemudian mengeret laba naik mencapai 284,81 persen.
Adaro mencatat produksi batu bara pada periode ini hampir 40 juta ton. Sedangkan volume penjualan batu bara sebesar 38,86 juta ton.
Pengupasan lapisan penutup mencapai 173,03 Mbcm pada akhir September lalu, atau naik 8 persen YoY, dan nisbah kupas periode ini mencapai 4,36x. Cuaca yang kurang baik memperlambat aktivitas pengupasan penutup.
PT PLN (Persero) siap memasok listrik untuk mendukung operasional pabrik pengolahan dan pemurnian atau (smelter) feronikel milik PT Aneka Tambang Tbk (Antam) di Halmahera Timur, Maluku Utara. Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengatakan, PLN siap memasok kebutuhan listrik Antam sebesar 75 Megawatt (MW) selama 30 tahun ke depan.
PT PLN (Persero) berkomitmen akan menyuplai listrik sebesar 75 megawatt (MW) ke pabrik pengolahan dan pemurnian feronikel atau smelter milik PT Aneka Tambang (Antam) di Halmahera Timur, Maluku Utara.
PT PLN (Persero) akan menjadi pemasok listrik untuk mendukung operasional pabrik pengolahan dan pemurnian atau (smelter) feronikel milik PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) yang berada di Halmahera Timur, Maluku Utara.