a a a a a
News Update Arcandra Tahar Beri Alasan Tesla Pilih Beli Nikel dari Australia
News

Arcandra Tahar Beri Alasan Tesla Pilih Beli Nikel dari Australia

NIKEL.CO.ID – Mantan Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arcandra Tahar memberikan analisisnya terkait penandatanganan perjanjian pembelian nikel oleh Tesla dari perusahaan pertambangan Australia BHP.

Menurut dia, selain mensuplai nikel, Tesla dan BHP juga akan bekerjasama dalam pengembangan energy storage yang ramah lingkungan.

“Kenapa Tesla memilih tambang nikel di Australia Barat bukan di negara lain? Tidak ada yang tahu pasti kenapa kerjasama yang sangat strategis ini dimulai. Namun demikian, ada beberapa hal yang bisa menjadi petunjuk kenapa Tesla memilih BHP,” ujarnya lewat akun Instagram pribadinya @arcandra.tahar seperti yang dikutip pada Rabu, 28 Juli.

Dalam unggahan tersebut, Arcandra setidaknya memberikan empat alasan mengapa kerja sama itu bisa terjadi.

Pertama, tekanan dari pemegang saham agar Tesla menunjukan usaha dan berpartisipasi dalam mengurangi dampak dari perubahaan iklim. BHP adalah salah satu perusahaan tambang yang sangat peduli dengan lingkungan dan berhasil menjadi penambang nikel dengan emisi CO2 terkecil.

“Mereka punya komitmen untuk mengelola tambang yang ramah lingkungan dengan menggunakan energi terbarukan,” katannya.

Kedua, kesamaan visi antara Tesla dan BHP dalam mengatasi masalah kerusakan lingkungan akibat kegiatan bisnis yang tidak berorientasi ramah lingkungan. Tesla dan BHP berkomitmen untuk punya usaha yang berkelanjutan (sustainable) dan handal, sehingga kegiatan bisnis mereka bisa bertahan lama.

“Pandangan jauh ke depan dari kedua perusahaan ini akan saling menguatkan posisi mereka di mata investor,” ungkap dia.

Ketiga, kerjasama ini akan menaikkan nilai saham kedua perusahaan. Dapat dibayangkan bagaimana reaksi investor apabila Tesla bekerjasama dengan penambang nikel yang tidak ramah lingkungan. Tesla bisa jadi mendapatkan harga nikel yang lebih murah, tapi kalau nilai sahamnya turun maka kerugian besar bagi Tesla.

“Kata orang Minang, Tesla kalah membeli tapi menang memakai. Hal yang sama juga berlaku untuk BHP,” imbuhnya.

Disebutkan Arcandra bahwa jika BHP menjual nikel kepada perusahaan yang tidak peduli dengan lingkungan maka nilai saham BHP bisa turun.

“Inilah fenomena ke depan yang harus dihadapi perusahaan dunia yang sudah go public. Mereka harus peduli dengan lingkungan kalau tidak ingin ditinggal investor,” tegasnya.

Keempat, adanya usaha yang sungguh-sungguh dari pemerintah Australia membantu perusahaan-perusahan tambang mereka untuk berpartisipasi dalam mengurangi dampak negatif dari perubahan iklim.

“Mereka menyadari bahwa dalam jangka pendek akan ada biaya lebih yang harus dikeluarkan penambang ramah lingkungan. Tapi pemerintah hadir lewat insentif fiskal yang bisa meringankan beban perusahaan tersebut. Inilah kunci untuk membangun dunia usaha yang berkelanjutan dan andal. Tidak dipaksa melalui jalan sulit dengan peta jalan yang buram,” jelasnya.

Lebih lanjut, dia mengungkapkan bahwa tidak berpengaruhnya biaya tenaga kerja yang lebih mahal di Australia terhadap masuknya investor kesana. Paling tidak bukan sebagai faktor penentu investor berinvestasi di sana.

Investor, dikatakannya, lebih punya ketertarikan terhadap perusahaan dan peluang bisnis yang ramah lingkungan.

“Perusahaan kelas dunia sangat cerdas dalam mengumpulkan data-data yang akurat terhadap komitmen sebuah perusahaan termasuk praktek-praktek bisnis yang biasa mereka lakukan di suatu negara. Inilah zaman baru yang terbuka dan transparan,” ucap dia.

Seperti yang diketahui, beberapa waktu lalu terdengar rumor bahwa Indonesia akan masuk dalam salah satu rantai produksi Tesla, utamanya dalam hal pembuatan baterai mobil listrik, karena dianggap mempunyai cadangan nikel yang besar.

Namun, hal tersebut sampai saat ini belum terealisasi. Bahkan, Tesla dikabarkan memilih Bangalore di India sebagai salah satu pusat pengembangan Tesla di luar Amerika Serikat.

“Semoga kita diberi kemampuan untuk belajar dari kerjasama Tesla dengan BHP di Australia” tutup Arcandra Tahar.

Sumber: voi.id

Latest News

PLN Siap Pasok Smelter Antam Hingga 30 Tahun PLN Siap Pasok Smelter Antam Hingga 30 Tahun
PT PLN (Persero) siap memasok listrik untuk mendukung operasional pabrik pengolahan dan pemurnian atau (smelter) feronikel milik PT Aneka Tambang Tbk (Antam) di Halmahera Timur, Maluku Utara. Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengatakan, PLN siap memasok kebutuhan listrik Antam sebesar 75 Megawatt (MW) selama 30 tahun ke depan.
PLN Pasok Listrik ke Pabrik Smelter Antam Selama 30 Tahun ke DepanPLN Pasok Listrik ke Pabrik Smelter Antam Selama 30 Tahun ke Depan
PT PLN (Persero) berkomitmen akan menyuplai listrik sebesar 75 megawatt (MW) ke pabrik pengolahan dan pemurnian feronikel atau smelter milik PT Aneka Tambang (Antam) di Halmahera Timur, Maluku Utara.
Smelter Feronikel Baru Antam ANTM di Halmahera Timur Bakal Dipasok Listrik dari PLNSmelter Feronikel Baru Antam (ANTM) di Halmahera Timur Bakal Dipasok Listrik dari PLN
PT PLN (Persero) akan menjadi pemasok listrik untuk mendukung operasional pabrik pengolahan dan pemurnian atau (smelter) feronikel milik PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) yang berada di Halmahera Timur, Maluku Utara.
Member PT Hengtai Yuan
Member PT Indotama Ferro Alloys
Member PT Smelting
Member PT Bintang Smelter Indonesia
Member PT Meratus Jaya Iron  Steel
Member PT Cahaya Modern Metal Industri
Member PT Delta Prima Steel
Member PT karyatama Konawe Utara
Member PT Refined Bangka Tin
Member PT Central Omega Resources Indonesia
Member PT Kasmaji Inti Utama
Member PT Monokem Surya
Member PT Tinindo Internusa
Member PT Macika Mineral Industri
Member PT Indra Eramulti Logam Industri
Member PT Indonesia Weda Bay Industrial Park
Member PT AMMAN MINERAL INDUSTRI AMIN
Bersama Kita Membangun Kemajuan Industri Smelter Nasional
Switch to Desktop Version
Copyright © 2015 - AP3I.or.id All Rights Reserved.
Jasa Pembuatan Website by IKT