Berikut deretan saham paling moncer di tengah pandemi Covid-19
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pandemi Covid-19 di Indonesia sudah berlangsung selama satu tahun sejak Presiden Joko Widodo mengumumkan kasus perdana di Indonesia pada 2 Maret 2020 yang lalu. Sepanjang periode tersebut, sejumlah saham berhasil mencetak kinerja yang ciamik.
Apabila merujuk pada Indeks Saham Gabungan, LQ45, dan KOMPAS 100, saham-saham yang menorehkan kinerja di periode PT Aneka Tambang (ANTM) melesat 374,78%, kemudian PT Vale Indonesia Tbk (INCO) naik 139,79%, PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA) melonjak 104,60%, serta PT Timah Tbk (TINS) 256,52%.
Selain itu, saham emiten kertas seperti PT Tjiwi Kimia Tbk (TKIM) naik 142,50%, dan PT Indah Kiat Pulp & Paper Tbk (INKP) melesat 256,52%. Saham perbankan PT Bank Syariah Indonesia TBk (BRIS) bahkan terkerek hingga 1.195%, PT Bank Rakyat Indonesia Agroniaga Tbk tumbuh 815,54%. Kemudian saham PT Kimia Farma Tbk (KAEF) pun menguat 520,69%.
Analis Phillip Sekuritas Helen mengatakan, penguatan saham-saham tersebut terdorong oleh sejumlah sentimen antara lain kinerja keuangan yang membaik di tengah pandemi Covid-19, naiknya harga komoditas, aksi korporasi, merger dan akusisi, serta ekspansi maupun ekspektasi dari pelaku pasar.
Baca Juga: IHSG menguat 0,33% ke 6.359 pada perdagangan Selasa (2/3), asing borong saham bank
Misalnya saja, sambung Helen, saham BRIS yang selama tahun 2020 sudah naik 607,55% setelah rencana merger dengan bank syariah BUMN lainnya. “Kemudian saham AGRO yang naik 613,79% di 2020 setelah kabar bahwa induk usahanya yakni BBRI berencana menyiapkan AGRO sebagai bank digital,” ungkapnya ketika dihubungi Kontan.co.id, Selasa (2/3).
Menurutnya, saham perbankan mengalami kenaikan didorong oleh ekspektasi perbaikan ekonomi di tahun 2021 seiring dengan program vaksinasi sehingga ekonomi diharapkan mulai berjalan dan berangsur normal.
Sementara itu, saham seperti INCO, ANTM, TINS, dan MDKA tersulut kenaikan harga komoditas.
Sebagai informasi, dari 31 Desember 2020 hingga 7 Januari 2021, harga nikel di bursa berjangka, London Metal Exchange (LME) terkerek hingga 8,4%. Tak hanya itu, sentimen dan tren mobil listrik dengan baterai yang menggunakan nikel juga mendorong kenaikan saham-saham pertambangan seperti IINCO, ANTM, dan TINS.
Helen menambahkan, pelaku pasar perlu mencermati kinerja dari emiten itu sendiri seperti pendapatan, laba, cash flow dan juga valuasinya. Kenaikan harga saham yang signifikan membuat price earning ratio (PER) saham-saham tersebut dapat mencapai ratusan kali, hal ini patut diperhatikan karena rawan aksi ambil untung.
Jika mengacu pada valuasinya, ia melihat saham INKP, TKIM, WIIM, INCO, MDKA cukup menarik untuk dicermati ketimbang yang lainnya. Adapun saat ini saham INKP diperdagangkan dengan PER di 12,68 kali, TKIM di 13,53 kali, WIIM 12,82 kali, sementara INCO dengan PER 50 kali, dan MDKA di 51,43 kali.
Ke depan, Helen menjelaskan beberapa faktor dalam negeri yang mempengaruhi indeks selanjutnya yakni rilis kinerja 2020, pembagian dividen, harapan pemulihan ekonomi nasional yang akan mendorong pertumbuhan daya beli masyarakat, dan rilis data ekonomi makro.
PT PLN (Persero) siap memasok listrik untuk mendukung operasional pabrik pengolahan dan pemurnian atau (smelter) feronikel milik PT Aneka Tambang Tbk (Antam) di Halmahera Timur, Maluku Utara. Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengatakan, PLN siap memasok kebutuhan listrik Antam sebesar 75 Megawatt (MW) selama 30 tahun ke depan.
PT PLN (Persero) berkomitmen akan menyuplai listrik sebesar 75 megawatt (MW) ke pabrik pengolahan dan pemurnian feronikel atau smelter milik PT Aneka Tambang (Antam) di Halmahera Timur, Maluku Utara.
PT PLN (Persero) akan menjadi pemasok listrik untuk mendukung operasional pabrik pengolahan dan pemurnian atau (smelter) feronikel milik PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) yang berada di Halmahera Timur, Maluku Utara.