Berkat Emas, Laba 2020 BRMS Melesat 220% Jadi US$ 4,04 juta
Jakarta, CNBC Indonesia - PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS) mencatat laba bersih melesat 220% sepanjang 2020 menjadi US$, 4,04 juta, dibandingkan laba 2019 senilai US$ 1,26 juta. Laba bersih ini ditopang oleh peningkatan pendapatan perusahaan, yang melesat 87% menjadi US$ 8,3 juta dibandingkan 2019 senilai US$ 4,46 juta.
Direktur Utama BRMS Suseno Kramadibrata mengatakan sekitar 54% dari pendapatan perusahaan atau senilai US$ 4,48 juta berasal dari penjualan emas. Produksi emas dihasilkan oleh dua anak usaha BRMS PT Citra Palu Minerals di Poboya, Palu, Sulawesi. Sisanya merupakan pendapatan dari jasa penasihat pertambangan
"Porsi pendapatan dari produksi emas tersebut menunjukan kemajuan yang pesat dari periode-periode sebelumnya. Pada kuartal I-2020. perusahaan hanya membukukan pendapatan dari produksi emas sebesar 10%, kemudian di semester I-2020 meningkat menjadi 16% dan menjadi 48% hingga September 2020," kata Suseno dalam siaran resminya, Jumat (30/04/2021).
Baca: Raih Rp 1,6 T dari Rights Issue, BRMS Ekspansi Produksi Emas
Fasilitas pengolahan bijih emas yang dioperasikan oleh anak usaha BRMS di Poboya, Palu telah memproduksi dan mengirim lebih dari 171 kg Dore Bullion di sepanjang 2020 ke fasilitas smelter di Jakarta dan Surabaya. Dore Bullion tersebut telah dimurnikan menjadi lebih dari 73 kg emas.
"Seiring dengan rencana Perusahaan untuk menambah kapasitas dari fasilitas pengolahannya di tahun 2022 dan 2024, produksi emas dari BRMS diharapkan dapat meningkat secara signifikan. Peningkatan produksi emas tersebut akan berdampak positif terhadap Pendapatan dan Laba Bersih BRMS di masa mendatang," katanya.
Sebelumnya, BRMS juga akan meningkatkan kapasitas produksi emasnya di Gorontalo dan Palu melalui penambahan modal dengan hak memesan efek terlebih dahulu (PMHMETD/rights issue). Perusahaan juga telah mendapatkan izin OJK untuk pelaksanaan aksi korporasi tersebut.
Proses Rights issue dilakukan pada 1-9 April 2021, dengan jumlah saham baru yang diterbitkan sebanyak 22,9 miliar saham dengan harga Rp 70 per saham. Dengan begitu dana segar yang didapatkan dari aksi korporasi ini berkisar Rp 1,6 triliun.
Berdasarkan keterangan resmi yang dikeluarkan perusahaan, US$ 48 juta akan diperuntukkan untuk pengolahan bijih emas di Palu, dengan kapasitas 4.000 ton per hari. Kemudian US$ 23 juta untuk pengeboran 4 prospek emas untuk meningkatkan cadangan bijih dan sumber daya di Palu.
Senilai Rp 5,25 juta untuk mengebor dua prospek tambang emas untuk meningkatkan cadangan di Gorontalo.
Kemudian, US$ 29 juta untuk melunasi yang terkait dengan, antara lain, pekerjaan konstruksi awal pabrik pertama dengan kapasitas 500 ton per hari di Palu yang beroperasi sejak Februari 2020. Sisa dana dari transaksi rights issue akan digunakan untuk pembiayaan modal kerja persyaratan Perusahaan dan unit bisnisnya.
PT PLN (Persero) siap memasok listrik untuk mendukung operasional pabrik pengolahan dan pemurnian atau (smelter) feronikel milik PT Aneka Tambang Tbk (Antam) di Halmahera Timur, Maluku Utara. Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengatakan, PLN siap memasok kebutuhan listrik Antam sebesar 75 Megawatt (MW) selama 30 tahun ke depan.
PT PLN (Persero) berkomitmen akan menyuplai listrik sebesar 75 megawatt (MW) ke pabrik pengolahan dan pemurnian feronikel atau smelter milik PT Aneka Tambang (Antam) di Halmahera Timur, Maluku Utara.
PT PLN (Persero) akan menjadi pemasok listrik untuk mendukung operasional pabrik pengolahan dan pemurnian atau (smelter) feronikel milik PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) yang berada di Halmahera Timur, Maluku Utara.