Bukan Bongkahan Emas, Ini Penampakan Hasil Tambang Freeport
Tembagapura - "Mau ke Freeport ya, bisa lihat emas dong?" "Emas Freeport seberapa banyak sih?"
Itulah kira-kira pertanyaan sekaligus anggapan sebagian besar masyarakat mengenai hasil tambang Freeport atau PT Freeport Indonesia (PTFI). Tim detikcom berkesempatan mengunjungi 2 tambang utama Freeport di Tembagapura, Mimika, Papua untuk melihat lebih dekat proses sekaligus wujud hasil tambang PTFI.
ADVERTISEMENT Image parallax1
SCROLL TO RESUME CONTENT
Untuk menuju tambang utama Freeport, yaitu kompleks Tambang Bawah Tanah, perjalanan dimulai dari Timika menggunakan bus anti peluru menuju Tembagapura dengan pengawalan satgas keamanan selama kurang lebih 2,5jam.
Setelah tiba di Tembagapura berganti dengan bus yang tak kalah besar untuk melewati jalur terjal dan berkelok menuju ke tambang bawah tanah tersebut. Baca juga: Kemandirian untuk Papua Jika Tambang Freeport Tak Lagi Ada
Di kaki Gunung Sudirman ini, tepatnya di mill 74 terlihat beberapa proses pengolahan bijih mineral atau yang disebut dengan ore. Lebih ke dalam lagi, tepat di perut bumi, terlihat pintu masuk area Tambang Bawah Tanah yaitu terowongan Ali Budiardjo. Di dalam area ini lah, bijih mulai dieksplorasi.
Executive Vice President Operation sekaligus Kepala Teknik Tambang, Carl Tauran, menjelaskan Tambang Bawah Tanah ini mempunyai 4 bagian Big Gossan, Deep Ore Zone (DOZ), Deep Mill Level Zone (DMLZ) dan Grasberg Block Cave (GBC).
"Dari proses penambangan kita hanya punya dua cara, open-stop mining dan block caving. Tipikal paling utama bedanya, block caving tambangnya besar dan produksinya bisa masif. Sementara open-stop mining produksinya tidak masif dan tambang kecil," kata Carl kepada detikcom di kantornya, Tembagapura, Papua, beberapa waktu lalu. Carl TauranCarl Tauran Foto: Grandyos Zafna
Untuk tambang bawah tanah ini yang dominan dilakukan dengan cara block caving yaitu dengan memotong bijih dari bawah kemudian meledakkan bijih tersebut hingga runtuh akibat berat dan gravitasi. Runtuhan ini kemudian ditarik dan diangkut menuju alat penghancur.
Setelah dihancurkan, bijih atau ore tersebut dikirim ke pabrik pengolahan untuk memisahkan mineral bernilai ekonomis dan ampasnya (tailing). Dari proses pengolahan ini, konsentrat (dalam bentuk bubur, 65% padat) dipompa ke Portsite melalui jaringan pipa sepanjang 115 km. Sesampainya di Portsite, konsentrat ini dikeringkan sehingg
Baca artikel detikfinance, "Bukan Bongkahan Emas, Ini Penampakan Hasil Tambang Freeport" selengkapnya https://finance.detik.com/energi/d-5858203/bukan-bongkahan-emas-ini-penampakan-hasil-tambang-freeport.
Download Apps Detikcom Sekarang https://apps.detik.com/detik/
PT PLN (Persero) siap memasok listrik untuk mendukung operasional pabrik pengolahan dan pemurnian atau (smelter) feronikel milik PT Aneka Tambang Tbk (Antam) di Halmahera Timur, Maluku Utara. Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengatakan, PLN siap memasok kebutuhan listrik Antam sebesar 75 Megawatt (MW) selama 30 tahun ke depan.
PT PLN (Persero) berkomitmen akan menyuplai listrik sebesar 75 megawatt (MW) ke pabrik pengolahan dan pemurnian feronikel atau smelter milik PT Aneka Tambang (Antam) di Halmahera Timur, Maluku Utara.
PT PLN (Persero) akan menjadi pemasok listrik untuk mendukung operasional pabrik pengolahan dan pemurnian atau (smelter) feronikel milik PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) yang berada di Halmahera Timur, Maluku Utara.