Di Depan Bahlil, Andre Tuding Smelter China Zalim!
Jakarta, CNBC Indonesia - Perdebatan sengit terjadi antara Anggota Komisi VI DPR RI dari Fraksi Gerindra Andre Rosiade dengan Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia dalam rapat kerja Komisi VI DPR bersama Kementerian Investasi/BKPM di ruang rapat kerja Komisi VI DPR RI, Jakarta, Senin (30/8/2021).
Selain isu perizinan pabrik semen, persoalan nikel Indonesia turut menjadi topik perdebatan Andre dan Bahlil.
Menurut Andre, persoalan antara pengusaha lokal dengan pemilik pabrik pemurnian (smelter) asal China masih saja menimbulkan rasa ketidakadilan bagi pengusaha lokal. Pengusaha nikel lokal masih terus dizalimi dengan berbagai cara.
"Saya berikan solusi ke pak Bahlil kita win win aja kalau dianggap sampah sama smelter Tiongkok (China) itu. Yang sampah itu kita ekspor saja. Jadi pengusaha kita tidak rugi negara kita tidak rugi... jangan sampai smelter Tiongkok itu mengatur kita," ujar Andre.
Baca: Sengit! Andre Rosiade Vs Bahlil Lahadalia Bahas Pabrik Semen
Bahlil lantas merespons permintaan Andre. Ia mengungkapkan kalau dirinya merupakan mantan pengusaha nikel.
"Waktu proses untuk bagaimana menghentikan ekspor nikel, empat hari saya masuk menjadi kepala BKPM dan kami mengusulkan untuk ekspor nikel (dihentikan) dan kemudian itu terjadi. Harapan kita adalah agar terjadinya hilirisasi tetapi saudara-saudara kita teman-teman kita yang melakukan nikel ini dibeli dengan harga yang pantas. Itulah kemudian munculah PM, ada satgas khusus pengawalan untuk harga HPM," ujar Bahlil
"Yakinlah bahwa sampai kapanpun idealisme kita untuk bagaimana mendukung teman-teman dalam negeri itu sesuatu yang sangat prioritas," lanjutnya
Menanggapi penjelasan dari Bahlil, Andre mengatakan tidak pernah meragukan terhadap idealisme seorang Bahlil. Andre hanya ingin memberikan solusi serta masukan agar pengusaha lokal bisa memiliki posisi tawar tinggi terhadap smelter China agar sumber daya alam RI tidak dikuasai oleh China.
PT PLN (Persero) siap memasok listrik untuk mendukung operasional pabrik pengolahan dan pemurnian atau (smelter) feronikel milik PT Aneka Tambang Tbk (Antam) di Halmahera Timur, Maluku Utara. Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengatakan, PLN siap memasok kebutuhan listrik Antam sebesar 75 Megawatt (MW) selama 30 tahun ke depan.
PT PLN (Persero) berkomitmen akan menyuplai listrik sebesar 75 megawatt (MW) ke pabrik pengolahan dan pemurnian feronikel atau smelter milik PT Aneka Tambang (Antam) di Halmahera Timur, Maluku Utara.
PT PLN (Persero) akan menjadi pemasok listrik untuk mendukung operasional pabrik pengolahan dan pemurnian atau (smelter) feronikel milik PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) yang berada di Halmahera Timur, Maluku Utara.