Dugaan Sementara Penyebab Ledakan di Pabrik Smelter PT IWIP
Liputan6.com, Halmahera - Jumlah korban akibat ledakan yang terjadi di Pabrik Smelter A bagian tungku 1 milik PT IWIP, di Lelilef, Halmahera Tengah, Selasa 15 Juni kemarin bertambah menjadi 20 orang.
Karyawan PT IWIP yang kena dampak ledakan pabrik ini saat itu sedang bekerja. Namun, dari jumlah ini tercatat hanya 6 orang yang mengalami luka bakar serius dan sedang. Keenamnya pun sudah dirawat di rumah sakit.
Baca Juga
Pabrik Smelter PT IWIP Halmahera Meledak, 3 WNA Jadi Korban
Kapolres Halmahera Tengah, AKBP Nico A Setiawan menyebutkan, jumlah korban yang berbeda dengan laporan dari Manajemen PT IWIP ini karena berdasarkan informasi di TKP.
"Ini kan namanya ledakan ya, pastinya ada serpihan-serpihan, dan akibat dari ledakan itu menyebabkan 20 orang karyawan yang terkena dampaknya. Ada yang luka ringan, ada yang luka berat. Yang luka ringan ini bisa saja tidak terdata di Klinik IWIP karena pengobatannya bisa langsung di tempat kejadian atau tidak diobati tapi dia kena dampaknya," ujar Nico, ketika dikonfirmasi Liputan6.com, melalui telepon, di Ternate, Kamis siang, 17 Juni 2021.
Nico menyatakan, kemungkinan masih ada korban lain yang belum terdata secara pasti. Namun, sesuai data yang terkonfirmasi dari perusahaan hanya 6 orang yang menjadi fokus perusahaan karena mereka mengalami luka bakar yang sangat serius dan luka bakar sedang.
"Artinya kita sebutkan 20 orang itu 14 diantaranya memang bukan luka serius," jelasnya.
Nico menyatakan bahwa penjelasan dari pihak perusahaan itu menduga insiden ledakan terjadi karena tidak stabilnya tungku smelter. Namun, lanjut Nico, ada juga yang menyampaikan bahwa kemungkinan ledakan terjadi karena kelebihan muatan batubara.
"Namun ini harus kita pastikan dulu. Karena ini saya sampaikan hanya berdasarkan dugaan sementara saja," jelasnya.
Nico mengemukakan, saat ini pihak kepolisian setempat sedang menyelidiki proses terjadinya ledakan di pabrik smelter tersebut. Apakah kebakaran yang memicu ledakan ataukah ledakan yang kemudian memicu api hingga membesar dan meledak.
"Ini nanti dari hasil olah TKP dan pemeriksaan dari ahlinya. Kemudian dari kepolisian itu dari Labortaorium Forensik yang didatangkan dari Makassar. Artinya ini meledak kemudian timbul api atau karena memang apinya membesar kemudian terjadi ledakan. Ini saya belum bisa pastikan, tapi yang jelas yang namanya tungku ya, itu kan ada pembakaran. Artinya sudah ada api, cuma karena tidak stabil api kemudian membesar dan akhirnya tidak tertampung dalam tungku dan kemudian meledak. Tapi ini secara logika ya," sambungnya.
Nico menambahkan, dari enam korban yang luka sedang dan berat sudah dirawat di rumah sakit. Tiga diantaranya WNA asal China dan tiga karyawan lokal asal WNI.
"Untuk tiga orang yang luka berat sudah dirujuk ke Jakarta Rabu kemarin," lanjutnya.
Pihak PT IWIP melalui Manajemen Humas menyatakan, saat ini kondisi Smelter A sudah terkendali. Dalam beberapa hari ke depan dilakukan investigasi dan perbaikan.
"Tim HSE IWIP sangat siaga sehingga medical evacuation dapat dilakukan segera terhadap karyawan yang terluka, sudah mendapatkan perawatan intensif, tidak ada korban jiwa," katanya, dalam keterangan yang diterima Liputan6.com, Rabu sore kemarin.
PT PLN (Persero) siap memasok listrik untuk mendukung operasional pabrik pengolahan dan pemurnian atau (smelter) feronikel milik PT Aneka Tambang Tbk (Antam) di Halmahera Timur, Maluku Utara. Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengatakan, PLN siap memasok kebutuhan listrik Antam sebesar 75 Megawatt (MW) selama 30 tahun ke depan.
PT PLN (Persero) berkomitmen akan menyuplai listrik sebesar 75 megawatt (MW) ke pabrik pengolahan dan pemurnian feronikel atau smelter milik PT Aneka Tambang (Antam) di Halmahera Timur, Maluku Utara.
PT PLN (Persero) akan menjadi pemasok listrik untuk mendukung operasional pabrik pengolahan dan pemurnian atau (smelter) feronikel milik PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) yang berada di Halmahera Timur, Maluku Utara.