Ekspor RI Tiba-Tiba Melonjak, Eksportir Ungkap Pemicunya
Jakarta, CNBC Indonesia - Ekspor Indonesia meningkat dalam di bulan Januari kemarin. Neraca perdagangan pada Januari juga surplus akibat kontraksi atau penurunan pada nilai impor.
Melihat hal ini, Ketua Gabungan Perusahaan Ekspor Indonesia (GPEI) Benny Soetrisno menjelaskan ekspor Indonesia naik karena demand dalam negeri saat ini sedang turun. Ditunjukkan dari nilai impor yang turun yang mencerminkan konsumsi dalam negeri berkurang.
"Ekspor kita karena pasar dalam negeri demand turun. Jadi importasi turun mencerminkan konsumsi dalam negeri berkurang banyak. Sehingga kita surplus dari ekspor kita, usaha ekspor kita ini tidak bisa berhenti karena pasarnya cukup besar, walaupun ceruknya kecil tapi bisa menghantarkan kita memperkuat nilai tukar rupiah kita yang kian menguat terhadap ke US Dollar," katanya kepada CNBC Indonesia, Selasa (16/2/2021).
Benny menjelaskan Indonesia memiliki beberapa komoditas yang tidak dimiliki negara lain. Produk hortikultura atau buah tropis yang biasa disebut exotic fruit, juga sedang meningkat demand-nya. Benny menyebut beberapa komoditas non migas lainnya yang sedang naik daun seperti minyak nabati dari sawit, kopi dan coklat.
"Selain itu yang besar ya masih dari CPO, batu bara, serta sekarang ada produk baru turunan dari nikel. Dari nikel kita memasok 40% kebutuhan dunia. Saat ini kita dapat call dari Uni Eropa karena suplai nikel turunan itu tidak boleh mentah tapi harus diproses dulu dalam negeri ini yang sedang masalah di WTO (World Trade Organization), Eropa protes akan hal ini," katanya. Pilihan Redaksi
Ada Kudeta di Myanmar, Ekspor RI Terancam? Lepas dari Bayangan 3 Gagak Hitam, IHSG Siap Melesat ke 6.350
Sebelumnya, Kepala Badan Pusat Statistik Suhariyanto mengumumkan dibandingkan periode sama tahun sebelumnya (year on year). Sementara nilai impor mencapai US$ 13,34 miliar atau turun 6,49% year on year. Sehingga secara keseluruhan neraca dagang RI di Januari 2021 mengalami surplus US$ 1,96%.
PT PLN (Persero) siap memasok listrik untuk mendukung operasional pabrik pengolahan dan pemurnian atau (smelter) feronikel milik PT Aneka Tambang Tbk (Antam) di Halmahera Timur, Maluku Utara. Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengatakan, PLN siap memasok kebutuhan listrik Antam sebesar 75 Megawatt (MW) selama 30 tahun ke depan.
PT PLN (Persero) berkomitmen akan menyuplai listrik sebesar 75 megawatt (MW) ke pabrik pengolahan dan pemurnian feronikel atau smelter milik PT Aneka Tambang (Antam) di Halmahera Timur, Maluku Utara.
PT PLN (Persero) akan menjadi pemasok listrik untuk mendukung operasional pabrik pengolahan dan pemurnian atau (smelter) feronikel milik PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) yang berada di Halmahera Timur, Maluku Utara.