Jakarta, Beritasatu.com - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyetujui permohonan revisi proyek pembangunan fasilitas pemurnian mineral atau smelter tembaga PT Freeport Indonesia. Namun persetujuan rencana kerja tersebut menyatakan tenggat waktu penyelesaian proyek smelter tetap rampung di 2023.
Vice President Corporate Communications Freeport Indonesia, Riza Pratama mengatakan, permohonan revisi rencana kerja proyek smelter yang disetujui pemerintah terkait dengan perubahan kapasitas smelter. "Deadline pembangunan smelter tetap di 2023," kata Riza di Jakarta, Selasa (16/2/2021).
ADVERTISEMENT
Riza menjelaskan, perubahan kapasitas smelter yang disetujui bukan hanya untuk proyek di kawasan industri Java Integrated Industrial and Port Estate (JIIPE) Gresik, Jawa Timur. Namun juga penambahan kapasitas PT Smelting, Gresik. BACA JUGA
MIND ID Usulkan Insentif Nikel Kadar Rendah
Dia menerangkan, smelter di JIIPE sedianya berkapasitas 2 juta ton konsentrat tembaga. Kemudian direvisi menjadi 1,7 juta ton konsentrat. Kemudian, kapasitas smelter eksisting PT Smelting ditingkatkan dari 1 juta ton konsentrat menjadi 1,3 juta ton konsentrat. Dengan begitu, total kapasitas smelter Freeport tetap 3 juta ton konsentrat tembaga. "Revisi kapasitas smelter ini yang disetujui pemerintah," jelasnya.
Permohonan revisi proyek smelter diajukan Freeport pada April 2020 silam. Perubahan rencana itu dilayangkan ke Kementerian ESDM lantaran pandemi Covid-19 membuat sejumlah kegiatan terkendala. Hal ini lantaran kontraktor utama pembangunan smelter, yakni Ciyoda berasal dari Jepang. Kemudian teknologi smelter menggunakan Outotec yang berasal dari Finlandia.
Selain itu, Freeport juga menggandeng konsultan asal Kanada serta sejumlah peralatan didatangkan dari Spanyol dan Italia. Kebijakan pembatasan di negara-negara tersebut yang membuat pembicaraan teknis smelter terganggu. Termasuk project office yang berada di Amerika Serikat (AS). BACA JUGA
ESDM Belum Jatuhkan Sanksi Terhadap Pengembang PLTP Sorik Marapi
Dalam permohonannya, Freeport mengajukan penundaan proyek selama 12 bulan yang sedianya rampung di akhir 2023. Penundaan itu guna mencermati perkembangan dampak dan waktu pemulihan pascapandemi Covid-19.
Adapun progres pembangunan smelter di JIIPE hingga Juli 2020 kemarin mencapai 5,86% dengan biaya US$ 159 juta. Padahal target tahun lalu harusnya mencapai 10,5%.
PT PLN (Persero) siap memasok listrik untuk mendukung operasional pabrik pengolahan dan pemurnian atau (smelter) feronikel milik PT Aneka Tambang Tbk (Antam) di Halmahera Timur, Maluku Utara. Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengatakan, PLN siap memasok kebutuhan listrik Antam sebesar 75 Megawatt (MW) selama 30 tahun ke depan.
PT PLN (Persero) berkomitmen akan menyuplai listrik sebesar 75 megawatt (MW) ke pabrik pengolahan dan pemurnian feronikel atau smelter milik PT Aneka Tambang (Antam) di Halmahera Timur, Maluku Utara.
PT PLN (Persero) akan menjadi pemasok listrik untuk mendukung operasional pabrik pengolahan dan pemurnian atau (smelter) feronikel milik PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) yang berada di Halmahera Timur, Maluku Utara.