ESDM Setujui Target Penyelesaian Smelter Amman Mineral di 2023
JAKARTA, investor.id - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyetujui perubahan rencana pembangunan fasilitas pemurnian mineral (smelter) tembaga PT Amman Mineral Nusa Tenggara (AMNT). Perubahan rencana tersebut akibat pandemi Covid-19 yang membuat target penyelesaian diundur menjadi 2023. Sedianya pembangunan smelter tersebut rampung di 2022. Presiden Direktur AMNT Rachmat Makkasau mengatakan pihaknya saat ini sedang melakukan penyesuaian rencana kerja seiring terbitnya persetujuan dari Kementerian ESDM. "Kami sedang menyesuaikan sesuai dengan jadwal kemunduran yang disetujui yaitu sampai 2023," kata Rachmat kepada Investor Daily di Jakarta, Senin (15/2). AMNT mengajukan perubahan rencana pembangunan smelter pada April 2020 silam. Namun AMNT bukan satu-satu perusahaan yang mengajukan perubahan rencana smelter. Salah satu perusahaan yang turut mengajukan yakni PT Freeport Indonesia. AMNT kala itu menyampaikan perubahan tenggat waktu penyelesaian smelter mundur 18 bulan. Sementara Freeport mengajukan penyesuaian target smelter hingga 12 bulan yang seharusnya rampung di 2023 menjadi di 2024. Kementerian ESDM kemudian merespon permohonan perubahan rencana smelter yang diajukan perusahaan dengan menerbitkan Peraturan Menteri ESDM No. 17 Tahun 2020 tentang Pengusahaan Pertambangan Mineral dan Batu Bara. Dalam peraturan itu disebutkan pengajuan perubahan disampaikan paling lambat 90 hari terhitung sejak beleid itu diundangkan pada 23 November 2020 kemarin. AMNT sebelumnya bernama PT Newmont Nusa Tenggara (NNT). Pada Februari 2017 silam, AMNT beralih status dari Kontrak Karya menjadi Izin Usaha Pertambangan Khusus (IUPK). AMNT menjadi perusahaan tambang tembaga pertama yang beralih menjadi IUPK. Smelter AMNT mulai dibangun sejak April 2017 silam dengan kapasitas 1,3 juta ton konsentrat yang ditargetkan rampung pada 2022. Smelter AMMT dapat memproses konsentrat tembaga baik dari tambang Batu Hijau, maupun suplai potensial dari tambang Elang yang saat ini dalam tahap eksplorasi, dan sumber pemasok konsentrat lainnya. Sedianya kapasitas smelter mencapai 2-2,6 juta ton konsentrat lantaran bekerjasama dengan Freeport Indonesia. Namun kerjasama itu kini sudah berakhir sehingga desain smelter yang digunakan kapasitas 1,3 juta ton. Editor : Gora Kunjana (gora_kunjana@investor.co.id) Sumber : Investor Daily
Artikel ini telah tayang di Investor.id dengan judul "ESDM Setujui Target Penyelesaian Smelter Amman Mineral di 2023"
PT PLN (Persero) siap memasok listrik untuk mendukung operasional pabrik pengolahan dan pemurnian atau (smelter) feronikel milik PT Aneka Tambang Tbk (Antam) di Halmahera Timur, Maluku Utara. Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengatakan, PLN siap memasok kebutuhan listrik Antam sebesar 75 Megawatt (MW) selama 30 tahun ke depan.
PT PLN (Persero) berkomitmen akan menyuplai listrik sebesar 75 megawatt (MW) ke pabrik pengolahan dan pemurnian feronikel atau smelter milik PT Aneka Tambang (Antam) di Halmahera Timur, Maluku Utara.
PT PLN (Persero) akan menjadi pemasok listrik untuk mendukung operasional pabrik pengolahan dan pemurnian atau (smelter) feronikel milik PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) yang berada di Halmahera Timur, Maluku Utara.